Jaga Pasokan Biomassa, PLN EPI Bangun Ekosistem Biomasa Berbasis Ekonomi Kerakyatan

Pemanfaatan biomassa tahun depan direncanakan akan meningkat menjadi 10,2 juta ton untuk 52 PLTU milik PLN.

Jakarta,Berita,-PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan ketersediaan biomassa sebagai bahan baku co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam upaya ini, PLN EPI meresmikan program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasik Malaya, Kamis (26/09). Program ini juga bertujuan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pemanfaatan lahan kritis.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan pihaknya telah menargetkan pemanfaatan biomassa untuk co-firing sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024. Jumlah ini direncanakan akan meningkat menjadi 10,2 juta ton pada tahun 2025 guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU yang dimiliki oleh PLN.

“Biomassa yang selama ini digunakan oleh PLN EPI sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Karena kebutuhannya terus meningkat, kami melihat adanya peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi ini guna mendongkrak pendapatan ekonomi lokal,” ujar Iwan Agung.

Iwan Agung menambahkan bahwa pengembangan biomassa tidak hanya penting untuk menyediakan energi bersih, tetapi juga berpotensi menciptakan efek ganda dalam menggerakkan ekonomi masyarakat melalui program Pertanian Terpadu yang memanfaatkan lahan kritis.

“Kami akan mengembangkan tanaman Indigofera, atau dikenal juga sebagai Tarum, yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa. Dengan sistem tumpang sari, tanaman ini juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah,” jelas Iwan.

Iwan menekankan bahwa melalui program ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Selain itu, program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. “Batang dan ranting dari tanaman akan digunakan sebagai bahan baku biomassa, sementara daunnya dapat dimanfaatkan oleh peternakan lokal,” tutup Iwan.