IEE Series 2023 Jadi Ajang Kolaborasi Perusahaan Lintas Sektor
Jakarta, Berita – IEE Series 2023 yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo) menjadi ajang kolaborasi perusahaan lintas sektor. Membawa tema “Towards Industrial Sustainability” seluruh kegiatan IEE Series 2023 bernafaskan semangat menjunjung prinsip keberlanjutan serta kolaborasi antar industri.
Anggota pendiri PJCI (Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia / Smart Grid Initiatives Indonesia), Eddie Widiono memberikan apresiasi terhadap rangkaian pameran dan seminar IEE Series 2023 yang mendukung transformasi energi dan juga pengembangan industri yang ada.
“Indonesia mempunyai 3 zona waktu dimana matahari bersinar lebih lama untuk penggunaan energi surya. Langkah awal bisa dilakukan dari mengembangkan potensi energi baru di daerah Timur Indonesia. Untuk memperkuat integrasi sistem jaringan ini, dibutuhkan fokus pada digitalisasi dan better customer service,” ucap dia dalam Energy Forum bertemakan “Navigating The Energy Transformation, dikutip Kamis (14/9).
“Hal lain yang perlu diperhatikan untuk transisi energi adalah revitalisasi fossil fuel dengan new energy, mengembangkan industri-industri yang ada untuk dekarbonisasi, serta memaksimalkan produksi biomass fuel,” imbuhnya.
Sementara itu, Poltak Sibuea sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama Kementerian PUPR yang menjadi pembicara pada sesi Engineering Forum bertemakan “Building a Greener Tomorrow: Advancing Sustainable Construction and Infrastructure” menyebutkan pentingnya konsep Pentahelix dalam pembangunan nasional di sektor-sektor penggerak.
“Pentahelix adalah kunci dalam implementasi konstruksi berkelanjutan. Hal ini mencakup kolaborasi lintas sektor, diantaranya; kebijakan pendukung konstruksi berkelanjutan, perubahan perilaku terhadap produk ramah lingkungan, keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, efisiensi pengelolaan limbah, standarisasi dan sertifikasi produk, serta publikasi informasi penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan yang efektif,” ucap Poltak.
“Manfaat dan dampak positif implementasi ini bisa mengurangi tingkat emisi karbon hingga 3,7 gigaton dalam 5 tahun ke depan, serta semakin tersedianya lapangan pekerjaan (green employment) untuk mencapai ekonomi hijau,” imbuh dia.
Sekjen Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Elan Biantoro menyampaikan bahwa di era transisi energi, kebutuhan gas cenderung lebih besar sehingga dibutuhkan kerja sama lintas sektor terutama dengan industri infrastruktur.
“Di era transisi energi ini, pemanfaatan produksi gas nasional perlu memprioritaskan kepentingan domestik, sehingga perhatian pada kendala infrastruktur dan komersialitas menjadi hal yang sangat penting agar suplai dan demand gas di dalam negeri bisa berimbang,” ucap Elan.