3 Tahun Vakum, Lifting Pertama Lapangan Camar •
Setelah tiga tahun vakum, Prima Energy melakukan lifting pertama produksi minyak di lapangan Camar, Wilayah Kerja Bawean, Jawa Timur.
Jakarta, – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Prima Energi Bawean (PEB) melaksanakan lifting pertama produksi minyak mentah di lapangan Camar, Wilayah Kerja Bawean. Lapangan ini terletak di perairan Utara Laut Jawa Timur, sekitar 90 km dari Surabaya yang telah beroperasi kembali Februari 2024 lalu setelah vakum selama tiga tahun.
Prosesi lifting pertama ini menjadi tonggak penting bagi PEB. Minyak mentah yang dihasilkan berasal dari dua sumur, yaitu CM-1 dan CS-2, di Central Processing Platform (CPP) Lapangan Camar. Dengan produksi awal sekitar 400 BOPD (barrel oil per day), total minyak mentah yang di-lifting mencapai 95.000 barel. Minyak ini disimpan sementara di Temporary Storage Tanker (TST) Fastron sebelum diangkut menggunakan tanker Maersk Cayman.
“Pelaksanaan lifting berjalan lancar, dengan mematuhi standar operasional yang tinggi serta mengutamakan aspek keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan,” ujar CEO Prima Energi Bawean, Pieters Utomo, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Kamis (5/12).
Pieters menyatakan prosesi lifting ini merupakan bagian dari pencapaian strategis PEB dalam mendukung industri hulu migas nasional dan memberikan kontribusi nyata bagi pendapatan negara di akhir tahun 2024.
Sebagai operator 100 persen lapangan Camar, PEB mendapatkan kontrak PSC Cost Recovery lapangan minyak ini melalui Direct Offer Tender WK Migas efektif 15 Desember 2022 lalu. Dalam kurun waktu satu tahun, PEB berhasil memenuhi komitmen untuk memulai produksi di lapangan tersebut.
Saat ini, PEB tengah melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan, termasuk pengeboran sumur CW-1 dan CW-2 di Monopod Platform A (MPA), penggelaran pipa sepanjang 8 km yang menghubungkan MPA dengan CPP, serta rencana reaktivasi sumur lama seperti CM-6.
Dengan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, produksi lapangan Camar diproyeksikan mencapai 2.200 BOPD pada tahun 2025. Kinerja ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi Indonesia.
“PEB akan terus bersinergi dengan semua pihak untuk memastikan kelancaran operasional serta memaksimalkan potensi yang ada di lapangan Camar dan Wilayah Kerja Bawean,” ungkap Pieters.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan PEB melakukan lifting perdana.
“SKK Migas terus mendorong PEB untuk meningkatkan produksi minyak mentah di Lapangan Camar serta melaksanakan program eksplorasi di wilayah kerja tersebut agar potensi migas di wilayah kerja tersebut dapat dimaksimalkan. Ini adalah bagian dari upaya mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Hudi.