PAMA Konsisten Terapkan Digitalisasi Keselamatan di Area Pertambangan
Kiri ke kanan: Herjadi Budiman, SHE Div. Head, Abdul Nasir Maksum, HCL Div. Head, Dar Edi Yoga, Wakil Bendahara Umum Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, TH. Puguh Sasetyo, SRGS Div. Head
Jakarta, TAMBANG – Kontraktor tambang terbesar di Indonesia, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), konsisten menerapkan digitalisasi dan teknologi keselamatan di area pertambangan. Sejauh ini, aplikasi untuk mendukung program tersebut meliputi Fit to work prediction, Camera supervision, Mobile inspections dan GPS, radar & proximity technology.
“Untuk mewujudkan budaya keselamatan yang unggul, PT Pamapersada Nusantara melakukan digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Saat ini beberapa teknologi yang digunakan di PAMA di antaranya teknologi yang mendukung produktifitas dan Safety, Health and Environment (SHE),” ungkap Kepala Divisi SHE PAMA, Herjadi Budiman dalam sebuah diskusi, Jumat (24/2).
Dalam pit to work misalnya, kata Herjadi, perusahaan memanfaatkan fitur yang ada di smart watch yang bisa mendeteksi jam tidur karyawan. Melalui teknologi ini, perusahaan bisa memonitor dan mengetahui pekerja saat berada di lapangan agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat kurang tidur.
“Karena di tambang itu lokasinya bahaya, ada namanya fit to work, anda sudah siap bekerja belum, salah satu parameternya adalah tidurnya berapa lama. Tubuh kita itu kaya baterai. Kita tidak ada powerbank dan harus tidur. Jadi kita harus menetapkan, harus tidur 7 jam,” beber dia.
Perusahaan juga memiliki kamera supervision yang mampu membaca gelagat operator saat mengoperasikan alat berat. Jika mereka mengantuk, kamera akan memberi peringatan ke petugas yang mengawasi.
“Kamera supervision kita terapkan di kendaraan operasional. Alat ini dipasang supaya bisa membaca operator sedang fatigue. Jadi akan melihat wajah. Misalnya dia merem, atau berkedip lama, atau terlalu sering, dia akan memberi indikasi atau alert. Atau ketika gak pakai safety belt, kamera akan bekerja dan memberi peringatan ke kita,” imbuhnya.
Menurut Herjadi, pemanfaatan teknologi tersebut sudah diaplikasikan sejak tahun 2012. Kata dia, digitalisasi keselamatan sangat penting diterapkan di area operasinya mengingat perusahan saat ini memiliki 15 Area Operasi Coal Mining dan 2 Area Operasi Gold Mining. Area operasi tersebut ditopang oleh 1 Kantor Pusat dan tiga 3 Kantor Pembantu.
Untuk itu, lanjut dia, sebagai dasar dalam membentuk budaya Keselamatan Pertambangan, karyawan PAMA menetapkan keyakinan mengenai keselamatan (safety beliefs) dan menetapkan pedoman bekerja aman dan selamat atau dikenal dengan 6PAS.
“6Pas itu adalah Pastikan selalu berdoa, Pastikan siap untuk bekerja, Pastikan area kerja aman, Pastikan alat dan peralatan aman untuk digunakan, Pastikan orang melakukan pekerjaan sesuai prosedur dan Pastikan tindakan perbaikan dilakukan segera dengan tepat hingga tuntas,” jelasnya.
Di sisi lain, PT PAMA juga telah memiliki sistem manajemen keselamatan Pertambangan yaitu PAMA SHE Management System. Di mana sistem ini sudah sesuai dengan Manual PSMS, Kepdirjen Minerba No. 185 Tahun 2018 tentang SMKP, ISO 45001:2018, AGC bidang pertambangan (Astra International) dan SDG’s Goals (aspirasi ESG terkait OHS).
Lebih dalam dia mengatakan bahwa sebagai bagian dari implementasi Sistem Manajemen Keselamatan, Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara sebagai pimpinan tertinggi telah menetapkan Kebijakan Keselamatan Pertambangan yang dijadikan pedoman bagi seluruh karyawan dengan tujuan untuk “Mewujudkan perusahaan dengan budaya Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), Keselamatan Operasi (KO), serta ramah terhadap Lingkungan Hidup dan Energi sehingga tercipta kegiatan operasional yang aman, efisien dan produktif”.
“Tolak ukur yang digunakan untuk menilai perilaku aman dan selamat, adalah menilai ke-SADAR-an, Ke-PATUH-an dan ke-PEDULI-an karyawan terhadap prosedur serta aturan keselamatan perusahaan. Pada era revolusi industry 4.0 yang berbasis teknologi digital telah menciptakan peluang-peluang baru dalam berbagai bidang,” ujarnya.
Perubahan pola kerja, otomatisasi, artificial intelligence, internet of things dan perubahan-perubahan lainnya akan membawa perubahan dalam bidang keselamatan pertambangan. Dengan program optimalisasi pemanfaatan teknologi digitalisasi yang dibangun untuk meningkatkan perilaku sadar, patuh dan peduli membantu penguatan implementasi behavior based safety (BBS) di area kerja PT Pamapersada Nusantara, di mana dari hasil pengukuran didapatkan tingkat budaya K3 berada pada level proaktif (Level 4) dengan 6PAS index 92%.
“Hal ini ditunjukan juga dengan membaiknya kinerja Keselamatan Pertambangan PAMA dalam 3 tahun terakhir di mana frekuensi cidera (LTIFR) PAMA menunjukan trend menurun dari 0.09 di Tahun 2020 menjadi 0.036 di Tahun 2022 yang memberikan indikasi keberhasilan program yang dijalankan,” pungkasnya.
Komitmen Lakukan GMP
HCL Div Head Pama, Abdul Nasir Maksum menyatakan hal yang sama. Kata Nasir, PAMA berkomitmen menerapkan praktik pertambangan yang baik atau good mining practices (GMP) sebagaimana sudah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Sebagai komitmen kami terhadap penerapan kaidah-kaidah pertambangan yang baik, tentunya kami selalu berkomitmen untuk mendevelop apa yang kami punya terkait dengan keselamatan di tempat kerja kami. Upaya-upaya yang kami lakukan tentunya mengarah ke sana semua termasuk terkait digitalisasi dan lainnya,” ujar Nasir.
Pama saat ini memiliki 30.251 orang karyawan termasuk dengan mitra kerja dan subkontraktor Sebagai kontraktor pertambangan. Karena itu, Perusahaan secara konsisten mengelola aspek environment, social and governance (ESG) dan menerapkan penambangan yang baik dan menjunjung tinggi keunggulan operasional, mempertahankan pertumbuhan dengan meraih target secara selektif dan mengelola belanja modal secara efisien.
“Sehingga penting bagi kami untuk memberikan sharing terkait ini supaya semua stakeholder yang terkait dengan PAMA itu memahami bagaimana PAMA sebagai satu institusi atau sebagai suatu entitas bisnis itu menjalankan bisnisnya secara selamat dan sehat itu penting bagi PAMA sebagai perusahaan pertambangan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, saat ini PAMA melayani produsen batu bara utama di Indonesia, seperti PT Anugerah Bara Kaltim, PT Arutmin Indonesia, PT Asmin Bara Bronang, PT Berau Coal, PT Bukit Asam, PT Bharinto Ekatama, PT Indominco Mandiri, PT Jembayan Muarabara, PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal, PT Khotai Makmur Insan Abadi, PT Suprabari Mapanindo Mineral dan PT Trubaindo Coal Mining.
“Dalam operasinya tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi aspek pengelolaan keselamatan pertambangan. Sebagaimana diketahui bahwa operasional tambang merupakan aktifitas berisiko tinggi. Tentunya risiko ini harus dikelola dengan pengendalian risiko yang tepat,” paparnya.