Langkah – Langkah Estimasi Sumber Daya Mineral

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan estimasi sumber daya mineral:

  1. Pengambilan Sampel Langkah pertama dalam estimasi sumber daya mineral adalah melakukan pengambilan sampel di lapangan. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik seperti channel sampling, grab sampling, dan drill sampling.
  2. Analisis Laboratorium Setelah sampel diambil, sampel akan diuji di laboratorium untuk mengetahui kandungan mineral yang terkandung dalam sampel tersebut. Analisis laboratorium dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik seperti X-Ray Fluorescence (XRF), Inductively Coupled Plasma (ICP), dan Fire Assay.
  3. Variogram Analysis Setelah diperoleh data kandungan mineral, variogram analysis dilakukan untuk mempelajari dan mengukur seberapa jauh dan seberapa cepat data kandungan mineral berubah pada skala spasial atau jarak yang berbeda.
  4. Klasifikasi Sumber Daya Mineral Dalam langkah ini, data kandungan mineral akan diklasifikasikan berdasarkan nilai-nilai batas atau threshold yang ditentukan. Klasifikasi sumber daya mineral ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu seperti tonase, kadar, dan kontinuitas.
  5. Penentuan Model Geologi Setelah data kandungan mineral diklasifikasikan, maka selanjutnya para ahli geologi dan tambang akan menentukan model geologi yang sesuai dengan area yang akan diestimasi. Model geologi akan menggambarkan bentuk dan ukuran deposit mineral, serta posisi dan arah dari mineral tersebut.
  6. Estimasi Sumber Daya Mineral Dalam langkah ini, para ahli geologi dan tambang akan melakukan estimasi sumber daya mineral dengan menggunakan berbagai metode seperti kriging, inverse distance weighting, atau simulated annealing. Metode yang digunakan akan tergantung pada karakteristik deposit mineral, data yang tersedia, dan tujuan estimasi sumber daya mineral.
  7. Validasi Hasil Estimasi Setelah dilakukan estimasi sumber daya mineral, hasil estimasi akan divalidasi dengan melakukan perbandingan hasil estimasi dengan hasil produksi tambang di masa lalu. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi keakuratan dan validitas hasil estimasi.
  8. Pelaporan Hasil Estimasi Langkah terakhir dalam estimasi sumber daya mineral adalah pelaporan hasil estimasi kepada pihak yang berkepentingan seperti manajemen tambang, investor, dan pemerintah. Pelaporan hasil estimasi harus dilakukan secara transparan dan akurat untuk menghindari keraguan dan kesalahpahaman di kemudian hari.

Klasifikasi sumber daya mineral mengacu pada sistematisasi sumber daya mineral berdasarkan tingkat kepastian dan kualitas informasi geologi, teknis, dan ekonomi yang tersedia untuk mengestimasikan jumlah, kualitas, dan nilai mineral tersebut. Klasifikasi sumber daya mineral ini sangat penting dalam mengambil keputusan terkait investasi, pengembangan tambang, dan kebijakan pertambangan.

Berikut adalah beberapa klasifikasi sumber daya mineral yang umum digunakan:

  1. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred) adalah kategori sumber daya mineral yang memiliki tingkat kepastian yang paling rendah. Sumber daya mineral di kategori ini diperkirakan berdasarkan data geologi yang terbatas, dan kualitas informasi yang rendah. Kategori ini umumnya digunakan untuk menunjukkan bahwa mineral yang ditemukan memiliki potensi untuk ditambang, tetapi masih memerlukan penelitian dan pengukuran lebih lanjut untuk memastikan kualitas dan jumlahnya.
  2. Sumber Daya Mineral Tertunjuk (Indicated) adalah kategori sumber daya mineral yang memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi dibandingkan dengan inferred resources. Sumber daya mineral di kategori ini diperkirakan berdasarkan data geologi yang lebih lengkap dan terpercaya. Namun, masih memerlukan lebih banyak penelitian dan pengukuran untuk memastikan jumlah dan kualitas mineral yang tersedia.
  3. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured) adalah kategori sumber daya mineral yang memiliki tingkat kepastian yang paling tinggi dibandingkan dengan inferred dan indicated resources. Sumber daya mineral di kategori ini diperkirakan berdasarkan data geologi yang sangat lengkap, terpercaya, dan terukur. Kategori ini umumnya digunakan untuk menunjukkan bahwa mineral yang ditemukan memiliki jumlah dan kualitas yang cukup untuk ditambang.

 

The 'Spotted Dog' – Still an Issue in Mineral Resource Classification - Micon International

Mineral resource classification according to the JORC standard. Adapted... | Download Scientific Diagram

Standard pelaporan estimasi sumber daya mineral berguna untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan estimasi sumber daya mineral konsisten, transparan, dan dapat dipercaya. Beberapa standard pelaporan estimasi sumber daya mineral yang umum digunakan di antaranya adalah:

  1. JORC Code (Australia) JORC Code adalah standar pelaporan estimasi sumber daya mineral yang dikembangkan oleh Joint Ore Reserves Committee (JORC) di Australia. JORC Code digunakan untuk menentukan dan melaporkan sumber daya mineral di Australia dan negara-negara lain di dunia. Standar ini mencakup klasifikasi sumber daya mineral, metode estimasi, dan kriteria untuk menyajikan informasi tentang sumber daya mineral.
  2. CIM Definition Standards (Kanada) CIM Definition Standards adalah standar pelaporan estimasi sumber daya mineral yang dikembangkan oleh Canadian Institute of Mining, Metallurgy and Petroleum. Standar ini mencakup klasifikasi sumber daya mineral, metode estimasi, dan kriteria untuk menyajikan informasi tentang sumber daya mineral. CIM Definition Standards digunakan untuk melaporkan sumber daya mineral di Kanada dan negara-negara lain di dunia.
  3. SME Guide (Amerika Serikat) SME Guide adalah standar pelaporan estimasi sumber daya mineral yang dikembangkan oleh Society for Mining, Metallurgy, and Exploration (SME) di Amerika Serikat. Standar ini mencakup klasifikasi sumber daya mineral, metode estimasi, dan kriteria untuk menyajikan informasi tentang sumber daya mineral.
  4. KCMI 2017 adalah sebagai panduan dalam melaporkan hasil eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan mineral di Indonesia. Standar pelaporan ini mencakup klasifikasi sumber daya mineral, metode estimasi, dan kriteria untuk menyajikan informasi tentang sumber daya mineral. KCMI 2017 juga menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pelaporan sumber daya mineral, serta independensi dalam penyusunan laporan tersebut. KCMI 2017 diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kredibilitas pelaporan sumber daya mineral di Indonesia, serta meningkatkan kepercayaan investor dan stakeholders terhadap industri pertambangan di Indonesia.