PLN Kembali Ajak Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik •

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, (tengah menggunakan motor konversi jenis Chopper) saat menjajal motor konversi dari berbasis BBM menjadi listrik, didampingi oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, (kiri menggunakan motor konversi Honda C70), Dirjen EBTKE, Dadan Kusdiana (berdiri kedua dari kiri), Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto (kanan menggunakan motor konversi Vespa PX 150), Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023 Eka Satria (berdiri kedua dari kanan), usai acara pembukaan The 11th EBTKE ConEx 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (12/7).

Jakarta, – PT PLN (Persero), bersama seluruh subholding, PLN Indonesia Power, PLN Nusantara Power, PLN Energi Primer Indonesia, dan PLN Icon Plus berkolaborasi mendukung gelaran The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023. PLN Group pun menampilkan showcase upaya-upaya pengembangan energi baru terbarukan (EBT), salah satunya konversi kendaraan berbasis BBM menjadi listrik.

Tiga buah jenis motor pun dipajang selama event ini, yaitu Honda C70, Vespa PX 150, dan satu Motor Chopper yang sudah dikonversi menggunakan daya listrik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memberi apresiasi langsung kepada PLN karena berhasil merestorasi motor klasik dan mengonversikan ke listrik.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, agar tercipta ekosistem yang baik dalam peningkatan jumlah pengguna kendaraan listrik memerlukan kolaborasi dari seluruh pihak. Lewat kolaborasi ini, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia bisa terakselerasi, solid dan berdaya saing tinggi.

“Kami menghadirkan showcase motor konversi yang merupakan salah satu wujud kolaborasi PLN sehingga transisi energi juga dapat mendorong manfaat bagi pelaku bisnis. Tak lain tujuannya adalah agar memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat dan juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih guna mencapai tujuan net zero emission (NZE) tahun 2060,” ujar Darmawan.

Menurutnya, satu-satunya cara menurunkan emisi dari sektor transportasi adalah dengan mendorong transisi kendaraan BBM ke listrik. Sebagai gambaran perbandingan, emisi antara kendaraan listrik dan kendaraan BBM yaitu, 1 liter BBM sama dengan 1,5 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg Co2e dan sedangkan emisi karbon 1,5 kWh listrik adalah 1,5 kg Co2e.

Dengan jarak tempuh 10 km untuk mobil dan 50 km untuk motor, dibutuhkan listrik sebesar 1,5 kWh. Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699,53 per kWh, maka hanya diperlukan biaya Rp 2.500. Sedangkan dengan jarak yang sama jika menggunakan mobil berbasis BBM, membutuhkan 1 liter BBM dengan harga Rp 13 ribu per liter.

“PLN berkomitmen untuk konsisten mendukung dan mendorong gaya hidup ramah lingkungan khususnya di sektor transportasi melalui percepatan penyediaan infrastruktur kendaraan listrik seperti charging station untuk mobil maupun motor listrik. Saat ini, PLN sudah mengembangkan 616 SPKLU di 351 titik tersebar secara nasional, sedangkan untuk SPBKLU sudah ada 1.401 unit,” ungkap Darmawan.

Di tempat yang sama, PLN juga memajang berbagai model charging station seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebagai infrastruktur pendukung ekosistem kendaraan listrik.

Selain itu, terdapat juga ditampilkan poster-poster pengembangan pembangkit EBT yang tengah dijalankan PLN. Mulai dari pengembangan biomassa sebagai bahan campuran batubara dalam program co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga layanan internet ICONNET.