Garap ESG Berdayakan Masyarakat, Pertamina Hadirkan 52 Desa Energi •
Melalui pemberian akses energi terbarukan kepada masyarakat, Pertamina menghadirkan pengalaman transisi energi sehingga masyarakat desa memahami pentingnya kehadiran energi untuk menggerakkan roda perekonomian.
Jakarta, – PT Pertamina (Persero) terus menambah jumlah desa penerima manfaat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari. Hingga akhir Juli 2023, sudah terdapat 52 lokasi Desa Energi Berdikari di seluruh wilayah Indonesia.
Program terbaru adalah instalasi Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 33.250 watt peak (WP) di lima lokasi, yaitu Desa Kalijaran di Cilacap, Desa Wisata Danau Shuji di Muara Enim, Desa Tanjung Karang di Aceh Tamiang, Desa Kampung Apar di Pariaman, dan Desa Pulau Semambu di Ogan Ilir.
“Tidak hanya membangun infrastruktur, program Desa Energi Berdikari melakukan program pemberdayaan masyarakat agar akselerasi transisi energi merata hingga ke pelosok desa dengan memanfaatkan sumber daya energi lokal,” ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Jum’at (4/8).
Fadjar menjelaskan Program Desa Energi berdikari memberikan akses energi terbarukan sebagai solusi kebutuhan energi masyarakat yang akan membuka jalan untuk kemandirian energi dan ekonomi masyarakat. Melalui pemberian akses energi terbarukan kepada masyarakat, Pertamina dapat mensosialisasikan dan menghadirkan pengalaman transisi energi, sehingga masyarakat desa memahami pentingnya kehadiran energi untuk menggerakkan roda perekonomian.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa energi terbarukan dari sinar matahari di lima desa tersebut sebagian besar untuk mendukung produksi pertanian dan perkebunan. Seperti program yang dijalankan di Desa Kalijaran Kabupaten Cilacap, yang melakukan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk irigasi sawah, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan persoalan kekurangan sumber air pada saat musim kemarau.
Hal ini sejalan dengan pemanfaatan sinar matahari di Desa Pulau Semambu Kabupaten Ogan Ilir. Desa ini membutuhkan sumber energi listrik lebih besar untuk pompa air sebagai alat bantu petani untuk bercocok tanam.
Sementara di Desa Wisata Danau Shuji Kabupaten Muara Enim, dan Desa Kampung Apar Kota Pariaman, pemanfaatan energi terbarukan untuk menggerakkan beberapa kegiatan seperti hidroponik, produksi olahan herbal, dan pertanian organik. Sedangkan di Desa Tanjung Karang Kabupaten Aceh Tamiang, energi terbarukan digunakan sebagai sumber energi alternatif yang bersih pada program Bengkel Doorsmeer Difabel.
Program Desa Energi Berdikari telah dilaksanakan sejak tahun 2019. Dari sisi lingkungan, program ini telah memberikan manfaat dengan menghasilkan 143.250 WP energi PLTS, 605.000 m3 per tahun energi Gas Metana & Biogas, 16.500 WP energi Hybrid Surya dan Angin, 8.000 Watt energi mikrohydro dan 6.500 liter per tahun biodiesel, serta pengurangan dampak emisi sebesar 565.896 ton Co2eq per tahun.
“Tidak hanya itu, Desa Energi Berdikari juga turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat serta memberikan dampak perekonomian bagi 3.061 Kepala Keluarga, dengan total multiplier effect sebesar manfaat Rp 1,8 miliar per tahun,” ujar Fadjar.
Melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai pelatihan pengembangan kapasitas masyarakat, pengembangan produk UMKM yang dihasilkan sampai dengan pemberian edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan.
Program Desa Energi Berdikari Pertamina ini sejalan dengan SDG’s poin 7 yaitu energi bersih dan terjangkau, poin 8 yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan poin 13 yaitu penanganan perubahan iklim serta target Pemerintah mencapai NZE di tahun 2060.
“Kami percaya bahwa energi yang bersih dan mudah diakses akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan”, ucap Fadjar.