Indonesia-Singapura Jalin Kerja Sama Energi Rendah Karbon •

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng, usai menandatangani MoU terkait energi rendah karbon dan interkoneksi listrik lintas batas.

Jakarta, – Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk menjalin kerja sama terkait energi rendah karbon dan interkoneksi listrik lintas batas. Ini dituangkan dalam sebuah nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng.

“MoU membahas tentang kerja sama perdagangan listrik dengan low carbon. Ini juga kelanjutan dari ASEAN Meeting di Bali, dan ini akan meningkatkan interkoneksi di ASEAN,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, usai menyaksikan penandatangan MoU tersebut, Jum’at (8/9).

Dadan menjelaskan, area kerja sama yang disepakati dalam MoU meliputi pengembangan proyek energi rendah karbon komersial, termasuk interkoneksi untuk perdagangan listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura, sebagaimana disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Singapura. Pertukaran informasi tentang kebijakan dan persetujuan peraturan dan kerangka kerja untuk memungkinkan proyek perdagangan listrik lintas batas komersial. 

“Kedua negara juga sepakat untuk memfasilitasi pengembangan proyek perdagangan tenaga listrik lintas batas, termasuk kredit karbon sesuai dengan peraturan perundang-undangan masing-masing,” jelasnya.

MoU ini akan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk periode lima tahun berikutnya. MoU ini melengkapi MoU sebelumnya yang telah diteken antara Kementerian ESDM dengan Ministry of Trade and Industry (MTI) Singapura pada 21 Januari 2022 lalu. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P. Hutajulu, mengatakan untuk eksekusi dari nota kesepahaman terkait interkoneksi listrik tersebut masih menunggu permintaan dari Singapura untuk kemudian dikonsolidasikan dengan PT PLN (Persero).

“Jadi nanti PLN di depan nanti untuk pengelolaan transmisinya, supaya tidak ruwet jadi harus terkonsolidasi,” ujar Jisman.