Ketua Umum IMA;Saatnya Indonesia Dorong Industri Turunan Berbasis Tambang

Denpasar,Berita, Indonesia patut bersyukur karena dianugerahi potensi sumber daya tambang yang beragam dan memenuhi standar ekonomis untuk dikembangkan. Sejak UU Minerba 2009 dan kemudian diperkuat oleh UU No.3 tahun 2020, Pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan pengolahan dan pemurnian.

“Suatu kebijakan yang awalnya diragukan oleh banyak pihak apakah Indonesia serius dan konsisten atau tidak menerapkan kebijakan ini. Namun, pada hari ini industri pengolahan dan pemurnian di Indonesia dengan dukungan Pemerintah telah berhasil membuktikan kemampuan dan tekad kita untuk menciptakan kemandirian tambang,”terang Ketua Umum Indonesia Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau dalam sambutan pembukaan Indonesia Mining Summit 2023 di Kuta,Bali, (10/10).

Program hilirisasi produk tambang atau pembangunan smelter di Indonesia sejauh ini telah berjalan baik dimana pada tahun 2024 dan 2025 nanti hampir semua smelter akan beroperasi maksimal. Ini berarti bahan baku untuk industri akan berlimpah. Oleh karenanya Indonesia harus mulai fokus pada downstream industri, karena peluang peningkatan nilai tambah yang lebih banyak lagi ada pada industri turunan.

“Disinilah peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dan akan sangat sayang juga hasil atau produk smelter harus dieksport dan menjadi bahan baku industri di negara lain,”terang Rachmat.

Itulah yang menjadi alasan dalam Indonesia Mining Summit 2023 ini mengusung tema “Hilirisasi Berkelanjutan”. IMA berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan Pemerintah dalam mendorong hilirisasi produk-produk tambang tidak hanya menghasilkan produk antara tetapi didorong lebih ke hilir.

“Indonesia akan memproduksi bahan baku dari nikel, tembaga dan lainnya yang akan menjadi bahan baku utama pembangunan barbasis industri di Indonesia dan IMA bersama para anggotanya terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam program tersebut,”tandasnya.

Saat ini anggota IMA memproduksi hampir 100.% tembaga Indonesia, 60% nickel Indonesia, 70% batu bara Indonesia. “IMA akan selalu menjadi partner pemerintah sejak berdiri di tahun 1975. Sebagai Assosiasi tambang nasional yang tertua maka IMA akan selalu menjadi rekan diskusi yang juga akan kritis terhadap pemerintah,”pungkasnya.