Delta Dunia Mulai Transformasi ke Diversifikasi Pendapatan •

Ilustrasi pekerja BUMA tengah meninjau operasional pertambangan di salah satu situs operasionalnya. (Dok. BUMA).

Jakarta, – Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) mengumumkan kinerja operasional yang kuat dan pertumbuhan pendapatan selama periode Januari sampai September 2023. Berkat rekor pendapatan yang diraih pada kuartal III-2023 sebesar US$ 506 juta (sekitar Rp 8,05 triliun), pendapatan selama sembilan bulan tahun ini naik 19 persen menjadi US$ 1,36 miliar (Rp 21,64 triliun).

Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri, menyatakan keyakinannya atas pencapaian tersebut. Kinerja yang kuat tersebut konsisten, bahkan dalam menghadapi berbagai tantangan.

“Strategi diversifikasi kami berhasil meningkatkan pendapatan dari batubara metalurgi hingga 19 persen dan mengurangi ketergantungan kami pada batubara termal sebesar 81 persem per September 2023. Kami berada di jalur yang tepat untuk memastikan batubara termal berkontribusi kurang dari 50 persen dari pendapatan kami di tahun 2028. Transformasi strategis ini menegaskan komitmen kami terhadap keberlanjutan dan kesuksesan usaha jangka panjang,” ujar Dian dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Rabu (1/11).

Dia juga menjelaskan, Delta Dunia Group telah menyelesaikan pembelian 1.285 juta saham melalui program pembelian kembali saham (buyback) yang mewakili 14,9 persen dari jumlah saham beredar Perseroan (per 4 Agustus 2023). Selama periode Januari hingga September 2023, BUMA, anak usaha Delta Dunia Group, telah melakukan pembelian kembali Senior Notes sebesar US$ 14,4 juta (Rp 229,1 miliar), termasuk beban transaksi terkait yang belum diamortisasi, per 30 September 2023.

“Kinerja Delta Dunia Group selama periode sembilan bulan di tahun 2023 ini menunjukkan komitmen kami yang teguh terhadap pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, kekuatan finansial, dan dedikasi terhadap kelestarian lingkungan. Kami tetap fokus memberikan nilai tambah bagi para mitra kami dan memimpin inovasi industri melalui upaya pengembangan dan diversifikasi bisnis yang berkelanjutan,” ungkap Dian.

Dian pun memaparkan beberapa kinerja penting lainnya. Mulai dari BUMA dan BUMA Australia yang menunjukkan kinerja operasional kuat, dengan peningkatan volume overburden (OB) 12 persen YoY menjadi 286 juta bank cubic meter (bcm) dan produksi batubara 64 juta metrik ton (MT). Pertumbuhan ini terutama terjadi di Australia, dibantu oleh cuaca yang lebih kering di Indonesia dan peningkatan jumlah kontrak baru di Australia.

EBITDA naik 11 persen menjadi US$ 302 juta (Rp 4,8 triliun). Namun terdapat beberapa tantangan seperti biaya inflasi yang lebih tinggi dan penundaan persetujuan pemerintah untuk revisi kuota produksi batu bara (RKAB) pada kuartal III-2023. Selama kuartal ini, Delta Dunia Group mencapai rekor EBITDA kuartalan sebesar US$ 127 juta (Rp 2,02 triliun), mencerminkan peningkatan margin EBITDA yang konsisten sejak kuartal I-2023.

“Berkat kinerja tersebut, laba bersih naik sebesar 5 persen. Ini juga dipengaruhi oleh biaya keuangan yang lebih tinggi karena disebabkan oleh peningkatan suku bunga dasar dan penurunan nilai akibat selisih kurs Rupiah yang terdepresiasi,” jelas Dian.

Belanja modal (Capital Expenditure/Capex) turun 31 persen menjadi US$ 74 juta (Rp 1,17 triliun). Ini terjadi menyusul selesainya ramp-up proyek-proyek di Indonesia, sejalan dengan target setahun penuh Delta Dunia Group sebesar US$ 105 juta (Rp 1,67 triliun) hingga US$ 145 juta (Rp 2,3 triliun).

“Perusahaan akan terus mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal. Rasio utang bersih terhadap EBITDA tetap sehat dan berada dalam tren menurun di 1,82x, terendah dalam lima tahun terakhir, karena perusahaan telah menyelesaikan siklus belanja modal dan terus melakukan develeraging,” tegasnya.

Delta Dunia Group merupakan perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Teknologi Digital (B-TECH), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).