Pertamina Shipping Beberkan Strategi Dekarbonisasi Blue Economy •
Kapal VLGC milik PIS ini menjadi kapal VLGC sistem dual fuel pertama yang dimiliki oleh Indonesia.
Dubai, – PT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen mendorong pelayaran ramah lingkungan untuk ekonomi biru (blue economy). Di ajang Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab, PIS memaparkan sejumlah strateginya untuk mengurangi emisi.
“Kami sudah bisa mengurangi 9 persen emisi yang kami hasilkan di tahun 2022, sebesar 1,9 megaton CO2eq,” ucap Direktur Utama PIS, Yoki Firnandi, diskusi bertema “Ocean High Level Panel: Embodiment of Blue Economy Through a Sustainable Use of Coastal and Marine Resources to Save the Ocean Environment” di Paviliun Indonesia – COP 28, Sabtu (3/12).
Yoki pun memaparkan keempat strategi dalam mengurangi emisi tersebut.
Pertama, desain kapal ramah lingkungan. Saat ini, PIS memiliki 19 kapal ramah lingkungan dan tiga kapal yang memenuhi standar emisi International Maritime Organization (IMO) tier tiga.
Kedua, peremajaan armada sesuai ketentuan The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (MARPOL) dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2014 tentang Penghentian Operasi Kapal Lambung.
Ketiga, pengurangan bahan bakar melalui pembersihan lambung (menghasilkan efisiensi 4 persen), pengoptimalan kecepatan operasi kapal (efisiensi 22 persen), serta penyertaan alat penyimpan energi (efisiensi 2 persen).
Keempat, intensitas emisi yang lebih rendah. Salah satunya pada kapal very large gas carrier (VLGC) Pertamina Gas Amarylis.
Dia menjelaskan bahwa PIS akan menggunakan campuran nabati pada bahan bakarnya. Armada PIS akan memakai 60 persen dari bensin dan sisanya dari biofuel.
Tak hanya itu, PIS juga akan mengembangkan amonia dan hidrogen. Ini sebagai bagian dari langkah penting dalam pengembangan teknologi untuk mewujudkan semua inovasi ini.
PIS memiliki tiga tahapan pengurangan emisi. Pertama, tahap jangka pendek tahun 2022-2025 yang strateginya adalah pembatasan kecepatan operasi kapal. Lalu, strategi jangka menengah tahun 2026-2030 dengan penggantian bahan bakar dan pengoperasian kapal ramah lingkungan.
Terakhir, strategi jangka panjang pada 2030-2060. PIS akan menargetkan pengurangan emisi sebesar 20 ribu tCO2eq dengan menggunakan sumber energi lainnya, seperti hidrogen dan amonia hijau.
“Kami menyadari bahwa tren ke depan harus ada pengurangan emisi dari sektor pelayaran dan kelautan, sehingga kami sudah memiliki peta jalan menuju NZE 2060,” kata Yoki.