SKF Dorong Peran Perempuan dalam Industri Manufaktur •

Application Engineer PT SKF Industrial Indonesia, Ika Silviana, memperlihatkan cara kerja salah satu solusi SKF untuk industri pengolahan pada gelaran Manufacturing Indonesia 2023 di JIExpo Kemayoran, Kamis (7/12).

Jakarta, – SKF tampil berbeda ketika berpartisipasi dalam gelaran Manufacturing Indonesia 2023 pekan lalu. Selain memperkenalkan jajaran teknologinya, perusahaan bearing terbesar di dunia ini juga mempromosikan pentingnya peran perempuan dalam industri pengolahan. SKF pun menghadirkan para women engineer sebagai figur inspiratif.

Department Head of Original Equipment Manufacturer (OEM) and Service SKF Industrial Indonesia, Alfajri Abubakar, menyatakan SKF berkomitmen untuk berperan lebih dari sekadar penyedia peralatan, tetapi juga sebagai mitra strategis pendukung para pelaku industri dalam menyambut revolusi industri 4.0. SKF juga merespons kebutuhan global dengan cepat dan tepat.

“Melalui solusi berbasis Intelligent and Clean yang SKF hadirkan, kami bertekad mewujudkan industri manufaktur Indonesia yang berimbang; menggabungkan produktivitas tinggi dengan pengurangan biaya operasional dan pemeliharaan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan seminim mungkin,” ungkap Alfajri.

Melalui intelligent and clean growth strategy, SKF menghadirkan solusi inovatif untuk mempercepat digitalisasi dan keberlanjutan di ranah industri manufaktur Indonesia. Strategi ini diterapkan pada seluruh solusi SKF, termasuk layanan remanufaktur untuk bearing, pemantauan kondisi (condition monitoring), dan perawatan (maintenance).

Peran Perempuan

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa selaras dengan pertumbuhan positifnya, industri pengolahan membutuhkan sekitar 600 ribu pekerja baru per tahun. Namun demikian, proporsi pekerja perempuan di sektor ini cenderung sedikit.

“Bahkan, berdasarkan Global Gender Gap Report 2022, hanya 19 persen perempuan yang mengisi peran kepemimpinan di industri pengolahan,” ungkap Alfajri.

Menanggapi itu, Application Engineer SKF Industrial Indonesia, Ika Silviana, menyatakan bahwa kehadiran pekerja perempuan bukan sekedar untuk membuktikan kemampuan teknis. Ini menjadi kesempatan untuk membuka pintu inspirasi bagi perempuan lain

“Bagi saya, menjadi seorang engineer perempuan tak hanya soal membuktikan kemampuan teknis, tetapi juga kesempatan membuka pintu inspirasi bagi perempuan lain. Di dunia profesional yang didominasi laki-laki, saya percaya perempuan memiliki potensi besar untuk memberikan perspektif yang berbeda, inovasi yang khas, dan determinasi besar untuk meraih kesuksesan dalam sektor industri yang dinamis,” ungkap Ika.

Saat ini, menurutnya, lebih dari 30 persen karyawan SKF Industrial Indonesia merupakan perempuan dengan latar belakang pendidikan yang sepenuhnya terfokus pada bidang teknik. Mereka menduduki berbagai posisi, termasuk engineer dan jajaran manajerial perusahaan.

Dalam konteks pemberdayaan karyawan perempuan, SKF telah memprakarsai beragam kegiatan khusus. Salah satunya, program SKF Women Empowerment Club yang berfokus pada pengembangan soft skills para karyawan perempuan SKF. Program ini mencakup kelompok baca (book club) untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum.

Selain itu, kegiatan rutin lainnya adalah, Pagi-Pagi Bersih, berupa gotong royong membersihkan lingkungan area taman di Jakarta Selatan – sebagai bentuk dukungan sosial para karyawati SKF kepada masyarakat sekitar. SKF juga menjalankan aktivitas bersama Rumah Pintar Aisha, yaitu tempat belajar bagi anak-anak kurang beruntung yang memiliki minat belajar, membaca, dan menulis. Kepada kelompok ini, SKF aktif terlibat dalam pemasangan bookshelf dan pemberian donasi.

”Komitmen SKF tidak hanya berhenti pada pembukaan peluang, tetapi juga pada pengembangan kompetensi dan keterampilan perempuan di industri manufaktur. Melalui SKF Women Empowerment Club, kami menciptakan wadah untuk pertukaran ide sekaligus platform mentorship yang secara berkelanjutan mendampingi para perempuan di SKF agar terus berkembang dan mampu berkontribusi dengan optimal,” ujar Technology and Solution Business Development SKF Industrial Indonesia sekaligus Ketua SKF Women Empowerment Club, Gerilda Ridwina.