Hindari Spekulasi, SKK Migas Kebut Validasi Potensi Gas di Andaman •
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro.
Jakarta, – SKK Migas menegaskan akan fokus memvalidasi potensi gas pada sumber gas besar (giant discovery) di blok Andaman, yang berlokasi sekitar 100 kilometer Sumatera bagian utara. Prioritas pertama ini bertujuan untuk mengkonfirmasi besaran cadangan gas dan kondensat di Wilayah Kerja (WK) migas tersebut, sehingga tidak memunculkan spekulasi di masyarakat.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan bahwa informasi tentang giant discovery ini telah menjadi angin segar bagi industri hulu migas di Indonesia. Oleh karenanya, percepatan terhadap proses eksplorasi dan produksi sangat dinantikan mengingat gas akan menjadi sumber energi andalan Indonesia.
“Proses pembuktian dan validasi besaran cadangan gas dan kondensat sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan langkah-langkah dan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk proses percepatan onstream,” ungkap Hudi, Senin (8/1).
Seperti diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy akhir tahun 2023 lalu mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di WK South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet). Temuan gas jumbo ini berasal dari sumur eksplorasi Layaran-1. WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada tahun 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan perusahaan asal Uni Emirat Arab ini pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Hudi menyayangkan beberapa informasi yang tidak akurat dan spekulatif terkait temuan cadangan gas tersebut. Salah satu informasi yang keliru adalah seolah-olah cadangan yang ditemukan berupa minyak dengan potensi mencapai miliaran barel. Bahkan, temuan tersebut juga dihubungkan dengan penghapusan kemiskinan di Aceh.
“Informasi ini tentu sangat misleading dan menyesatkan sehingga perlu diluruskan agar tidak memunculkan spekulasi di publik, khususnya bagi masyarakat Aceh,” tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, total sumber daya di area Andaman diperkirakan mencapai 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Di sana saat ini terdapat dua konsorsium besar KKKS, yakni Harbour Energy dan Mubadala Energy.
Saat ini, penemuan gas di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis. Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi.
“Terkait infrastruktur termasuk pembangunan kilang LNG akan terjawab setelah POD selesai. Secara umum betul penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan,” jelas Hudi.