Kota Taebaek, Ubah Tambang Batubara jadi Industri Metanol Hijau •
Kemitraan publik-swasta untuk mengubah bekas kota pertambangan batubara Taebaek di Provinsi Gangwon, Korea Selatan, menjadi kota industri metanol hijau.
Seoul, – Kota Taebaek dan PLAGEN telah menandatangani sebuah perjanjian dengan delapan perusahaan untuk mengembangkan proyek metanol hijau. Kemitraan publik-swasta ini berambisi untuk mengubah bekas kota pertambangan batubara Taebaek menjadi kota industri metanol hijau.
Taebaek adalah sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Gangwon, Korea Selatan. Menurut Statistik Korea, Taebaek dihuni 38.702 jiwa per Desember 2023, turun sepertiga dari 120.000 jiwa yang tinggal di kota itu 20 tahun lalu.
“Dengan menurunnya industri pertambangan batubara, yang merupakan pilar ekonomi lokal, risiko kepunahan perkotaan menyebar dengan cepat,” kata Wali Kota Taebaek, Lee Sang-ho, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Senin (9/9).
Pada akhir Juni 2024 lalu, tambang Jangseong milik Korea National Coal Corporation di Kota Taebaek ditutup untuk terakhir kalinya. Akibatnya, Kota Taebaek, yang berkembang pesat sebagai kota pertambangan batubara, diyakini bakal menjadi kota yang gelap saat orang-orang meninggalkannya.
Sang-ho menyampaikan bahwa dokumen kesepakatan tersebut ditandatangani di Balai Kota Taebaek, Selasa (3/9). Berdasarkan perjanjian tersebut, pabrik metanol hijau skala komersial pertama di Korea akan dibangun di Kota Taebaek. Bekas kota pertambangan batubara ini akan diubah menjadi kota industri energi bersih dan menjadi kota netral karbon.
Proyek ini dijadwalkan mulai dibangun pada paruh pertama 2025 dan mulai memproduksi 10.000 ton per tahun metanol hijau pada paruh kedua 2027. Dibangun dengan Dana Investasi Revitalisasi Regional (Regional Revitalization Investment Fund).
Organisasi yang terlibat dalam perjanjian tersebut adalah Kota Taebaek dan PLAGEN, Korea Ease-West Power, Hyundai Corporation, Ssangyong E&C, Optimum Trading, Hanbit Energy, LF Energy, dan Infrastructure Frontier Asset Management. Kolaborasi ini akan bertanggung jawab untuk pengadaan bahan baku, manufaktur dan EPC pabrik, O&M pabrik, pembelian metanol hijau yang diproduksi, dan pengadaan kredit karbon dan pembiayaan proyek.
Kota Taebaek dianggap sebagai lokasi optimal untuk produksi metanol hijau karena melimpahnya sisa-sisa hutan (limbah kayu) dan infrastruktur energi terbarukan (tenaga angin). Saat ini, Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korsel sedang melakukan studi kelayakan awal (preliminary feasibility study) di lokasi Tambang Jangseong, Kota Taebaek, untuk membangun kompleks industri metanol hijau 100.000 ton per tahun dan pabrik produksi metanol hijau 22.000 ton per tahun.
“Dengan dukungan aktif pemerintah, pembangunan basis produksi metanol hijau 100.000 ton per tahun diharapkan berjalan lancar,” ungkap San-ho.
Menggunakan sisa-sisa hutan sebagai bahan baku, hidrogen dan karbon monoksida diproduksi melalui reaksi kimia katalitik dengan uap air dalam sistem suhu tinggi lebih dari 800 derajat, yang kemudian disintesis untuk menghasilkan metanol hijau. Dibandingkan metanol abu-abu yang diproduksi dari batubara atau minyak bumi, setiap ton metanol hijau mengurangi 5,5 ton karbon dioksida dan dapat mengamankan kredit karbon senilai US$ 41.
Metanol hijau yang diproduksi di Kota Taebaek akan dipasok sebagai bahan bakar untuk kapal-kapal di Koridor Pelayaran Hijau AS-Korea. Karena saat ini tidak ada produksi metanol hijau dalam negeri di Korea, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan untuk memproduksi 500.000 ton per tahun metanol hijau pada tahun 2030.
“Kami berharap dapat memproduksi 100.000 ton/tahun metanol hijau di Kota Taebaek pada tahun 2030, yang merupakan 20 persen dari target produksi metanol hijau dalam negeri, yang berkontribusi signifikan terhadap revitalisasi ekonomi lokal dan ketahanan energi nasional,” ungkap CEO PLAGEN, John Kyung.