PHKT Sukses Manfaatkan Serbuk Kayu untuk Budidaya Jamur •

PHKT sukses mengembangkan kapasitas kelompok tani dalam budidaya jamur, sekaligus mendukung pelestarian lingkungan, melalui pemanfaatan limbah serbuk kayu yang selama ini dibakar dan menghasilkan emisi karbon.

Penajam Paser Utara, – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) sukses menjadikan salah satu program CSR-nya sebagai pusat pengembangan dan pembelajaran (learning center) jamur di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Melalui Program Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan (Semur Cendawan), PHKT mengembangkan kapasitas kelompok tani dalam budidaya jamur. Program ini  juga ikut mendukung pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah serbuk kayu yang selama ini dibakar menghasilkan emisi karbon.

Head of CRC Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Dharma Saputra, memaparkan bahwa Program Semur Cendawan dirintis sejak awal tahun 2022. Ide awalnya bermula dari keinginan untuk menjawab tantangan bagaimana mengurangi limbah serbuk kayu.

“Sebelum dilakukan pendampingan dari PHKT, pertanian jamur tiram masih dalam skala kecil yang dikelola oleh satu kelompok saja. Kini, kemitraan di masyarakat semakin berkembang dalam mendukung ketahanan pangan wilayah sekitar,” ungkap Dharma, Senin (7/10).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pemanfaatan serbuk kayu ini turut mengurangi pembakaran total sekitar 240 ton per tahun limbah pabrik penggergajian (sawmill). Program ini juga mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia 54 ton per tahun karena baglog jamur yang sudah tidak terpakai digunakan sebagai campuran pupuk organik bersama kotoran hewan, serta mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 40,77 ton CO2eq per tahun.

”Program Semur Cendawan dapat menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan, mendukung upaya pelestarian lingkungan, dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujar Dharma.

Tak hanya itu, program CSR unggulan PHKT Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) ini turut berkontribusi mendorong kemandirian pangan di wilayah yang kini menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN). Program ini pernah meraih penghargaan Platinum (Elite) di ajang Nusantara CSR Awards 2024 pada kategori Mengakhiri Kelaparan melalui program CSR. Pada tahun 2023, program ini juga mengantarkan PHKT-DOBS meraih Peringkat Emas pada Anugerah Lingkungan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berbagai inovasi yang dikembangkan dalam program ini antara lain intensifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui pembangunan apartemen jamur, pembentukan pusat pembelajaran, Model Bisnis Kemitraan Plus bersama Masyarakat (Mitra Plusma), Olahan Produk Jamur, serta penerapan teknologi sederhana yaitu Sterilisasi Media Jamur Dalam Bejana (SEMENJANA), Pengkabut Rumah Cendawan dengan Terencana (BUMANTARA), dan Kompor Minyak Jelantah dengan Blower Tenaga Surya (KOMJEN BOSURYA ).

Ketua Kelompok Bintang Jamur, Abdul Wahab, menceritakan bahwa dulu dia menjalankan produksi jamur dengan cara konvensional. Namun, sejak ada pendampingan dari PHKT pada tahun 2022, budidaya jamur mulai memanfaatkan limbah serbuk kayu.

“Inovasi ini turut membantu penyelesaian masalah limbah serbuk kayu di desanya, Kelurahan Waru, yang menghasilkan limbah baglog sekitar 36 ton per tahun,” jelas Wahab.

Selain membina Kelompok Bintang Jamur, PHKT juga memberdayakan ibu-ibu dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia. Pengembangan dan kemandirian masyarakat melalui Program Semur Cendawan selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), Tujuan 2 (Tanpa Kelaparan), Tujuan 5 (Kesetaraan Gender), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).