Bangkitkan Budaya Tenun, AMMAN Raih Penghargaan Subroto •
Melalui program Mantar Berseri, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) mendukung pengembangan budaya tenun di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat.
Jakarta, – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) meraih Penghargaan Subroto 2024 pada bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Mineral Terinovatif kategori Sosial dan Budaya. Penghargaan tertinggi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini diselenggarakan oleh Kementerian ESDM setiap tahun.
Presiden Direktur AMMAN, Rachmat Makkasau, menjelaskan inovasi yang dilakukan AMMAN sehingga meraih Penghargaan Subroto 2024 adalah program Mantar Berseri. Ini merupakan sebuah program pengembangan budaya tenun di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat.
“Program yang dijalankan oleh mitra pelaksana program Digital Tenun Nusantara (DiTenun) ini bertujuan untuk melestarikan budaya tenun, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi serta memperkuat kapasitas kewirausahaan dan kelembagaan kelompok tenun di KSB,” ujar Rachmat, Jum’at (11/10).
Tenun mantar merupakan ases budaya yang dapat berpotensi mendukung industri pariwisata KSB. Pasalnya, produk tenun ini awet, mudah untuk diekspor dan bisa menjadi cinderamata populer bagi wisatawan.
“Pemilihan tenun Mantar juga didasari tujuan untuk memastikan kepedulian kami atas keberlanjutan tradisi yang memiliki nilai budaya dan sosial yang tinggi bagi masyarakat KSB,” ungkapnya.
Sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas di Indonesia, AMMAN terus mengembangkan berbagai inisiatif Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang menciptakan dampak berkelanjutan. Program sosial ini dijalankan oleh AMMAN juga bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat untuk tetap berdaya pasca operasional tambang.
Tradisi Leluhur
Ketua Kelompok Tenun Mantar Berseri, Sri Devi, menyampaikan apresiasi atas berjalannya program ini.
“Kami sangat berterimakasih kepada AMMAN dan semua pihak yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar dan mengembangkan diri. Berkat program ini, kami bisa meneruskan tradisi leluhur dan memiliki pernghasilan sendiri,” ujar Sri.
Program ini dapat terlaksana berkat kolaborasi dengan Pemerintah Daerah KSB, seperti Dewan Kerajinan Daerah, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Pemerintah Desa mantar dan Tim Penggerak PKK Desa Mantar.
“Sinergi dan dukungan erat dari pemerintah ini saling melengkapi pelaksanaan program, baik dari peningkatan kapasitas dan infrastruktur, sekaligus memastikan keberlanjutan program agar dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan bagi komunitas kelompok tenun,” paparnya.