Sinergi Industri Perakitan dan Komponen Kendaraan Listrik •

Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika.

Jakarta, – Kementerian Perindustrian aktif mendorong pengembangan industri otomotif melalui penguatan sinergi antara industri perakitan kendaraan bermotor dan industri penyedia komponen kendaraan bermotor. Salah satunya melalui kegiatan Business Matching.

“Kami berharap sinergi ini mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional serta dapat menjembatani industri perakitan menemukan supplier dalam negeri dan menjadikan industri komponen Indonesia masuk dalam rantai pasok global,” ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Putu Juli Ardika, dalam pembukaan kegiatan Business Matching, Selasa (15/10).

Kemenperin menginisiasi kegiatan Business Matching itu dalam rangka meningkatkan penggunaan komponen otomotif produksi dalam negeri dalam rantai pasok global industri KBLBB roda empat. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi bersama antara Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan Kementerian Perindustrian.

Dalam kesempatan itu, Putu juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi  negara tujuan utama basis produksi electric vehicle (EV) bagi global brand, yang salah satunya berasal dari China, yakni BYD.

“BYD telah merencanakan investasi Rp 11,7 triliun dengan kapasitas produksi kendaraan listrik mencapai 150 ribu unit per tahun. Investasi ini tidak hanya merupakan bukti kepercayaan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional dan global,” ungkapnya.

Pada acara Business Matching tersebut, hadir 79 perusahaan yang berpartisipasi menjadi peserta. Dalam sesi temu bisnis, digelar 1-on-1 meeting PT BYD Indonesia dengan grup-grup industri anggota asosisasi.

Putu berharap, masuknya investasi besar ke Indonesia akan memberi dorongan bagi industri komponen di Indonesia untuk terus berkembang, serta terjadinya transfer teknologi dari BYD kepada industri komponen Indonesia. Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional, sehingga dapat naik kelas dan berdaya saing di Global Value Chain (GVC).

“Dengan peningkatan kemampuan teknologi, industri komponen Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemasok domestik, tetapi juga dapat berperan aktif dalam rantai pasok global, khususnya untuk industri kendaraan listrik,” ujarnya.

Strategi Global

Setelah menyampaikan komitmen produksi, memulai pembangunan pabrik serta melakukan penjualan di Indonesia pada Juni 2024 lalu, brand dari BYD Motor Indonesia itu mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia. Pada September 2024, produsen otomotif berhasil menjual dua ribu unit. Ini membuktikan model kendaraan BYD dinilai cocok atau sesuai dengan karakteristik harapan masyarakat.

Direktur Departemen Administrasi BYD, Andy Lin, mengatakan keputusan untuk berinvestasi di Indonesia merupakan bagian penting dari strategi global BYD. Malahan, BYD berencana menjadikan Indonesia sebagai kantor pusat regional di Asia Pasifik, dengan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan, produksi, penjualan, purna jual, serta pelatihan.

“Kami juga berharap agar capaian produksi 15 juta unit BYD dapat dilakukan di Indonesia” ujar Andy.