OVOP 2024, Angkat Potensi Kearifan Lokal di Sentra IKM •
Produk IKM yang ditampilkan pada acara Rapat Pleno Penilaian IKM OVOP 2024 di Tangerang, Rabu (16/10).
Jakarta, – Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM telah menjadi strategi Pemerintah untuk mendongkrak potensi daerah berbasis kearifan lokal. Program ini juga bertujuan menghasilkan produk unggulan berkelas global.
Kementerian Perindustrian secara rutin menyelenggarakan Program OVOP demi mendorong para pelaku IKM di sentra-sentra IKM. Dengan begitu, mereka bisa memanfaatkan sumber daya lokal, bercirikan khas budaya dan keaslian lokal, sehingga mampu menghasilkan produk bermutu dan berpenampilan baik, serta memiliki potensi pasar domestik dan ekspor yang akan diproduksi secara kontinyu dan berkesinambungan.
Setiap dua tahun sekali, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) memberikan penghargaan kepada IKM OVOP dengan komoditas makanan dan minuman, kain tenun, kain batik, anyaman, dan gerabah. Para IKM OVOP ini diusulkan dan didaftarkan oleh pemerintah daerah dan mengikuti serangkaian tahapan proses seleksi serta kriteria penilaian atas produk yang diusulkan.
“Saya yakin IKM OVOP ini punya daya saing tinggi yang mampu mendongkrak perkembangan sentra IKM OVOP berdomisili, dan menjadi role model bagi IKM sejenis terutama yang berada di sentra maupun IKM sejenis di daerah lainnya,” kata Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, Jum’at (18/10).
Reni menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam pengembangan IKM dengan pendekatan OVOP. Melalui anggaran Tugas Pembantuan yang dilimpahkan kepada Gubernur, Dinas Perindustrian Provinsi dapat melakukan pembinaan untuk IKM OVOP dan sentra tempatnya berdomisili. Perlakuan serupa juga bisa diberikan kepada calon IKM OVOP potensial yang diusulkan menjadi IKM OVOP pada periode pengusulan IKM OVOP.
“Peran pemerintah daerah sangat penting dalam skema pembinaan ekosistem OVOP ini, dengan harapan IKM OVOP dan anggota sentra dapat berkembang bersama sebagai suatu ekosistem yang saling menguatkan dan menguntungkan, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi perekonomian daerah dan nasional,” jelasnya.
Selain menggandeng pemerintah daerah, Reni juga menekankan perlunya peran aktif para pemangku kepentingan. Khususnya yang terkait dengan komoditi OVOP untuk turut melakukan pembinaan kepada IKM OVOP dan Sentra IKM OVOP.
OVOP 2024
Dalam penyelenggaraan OVOP 2024, Ditjen IKMA berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan sebagai tim seleksi. Di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, serta Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam.
Penilaian IKM OVOP juga melibatkan perwakilan dari berbagai asosiasi, yaitu Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Yayasan Batik Indonesia (YBI), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Cita Tenun Indonesia, Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami), serta sejumlah praktisi dari berbagai sektor dan akademisi perguruan tinggi.
Sekretaris Ditjen IKMA, Riefky Yuswandi, mengungkapkan bahwa penilaian IKM OVOP dilaksanakan sejak pekan kedua Agustus hingga selesai pada pekan pertama Oktober 2024 ini.
Pada kick off program yang dilakukan Februari 2024 lalu, terdapat 159 usulan calon IKM OVOP dari 22 provinsi. Selanjutnya, terpilih 89 IKM OVOP sebagai hasil seleksi administrasi. Tim penilai juga melakukan evaluasi terhadap 77 IKM penerima bintang OVOP tahun 2022.
Setelah penetapan IKM OVOP 2024, Ditjen IKMA berkomitmen untuk melakukan pembinaan berkesinambungan. Salah satunya adalah melalui Program OVOP Go Global yang dijalankan sejak tahun 2023.
“Para IKM yang masuk kategori bintang 3 dan 2 akan dikurasi kembali oleh tim ahli, berdasarkan kemampuan kapasitas produksi dan karakteristik produknya dalam menembus pasar ekspor,” ungkap Riefky.