Petronas Kebut Pengembangan Lapangan Hidayah •
PC North Madura II menggelar acara syukuran terkait proyek pengembangan lapangan Hidayah, WK North Madura II, Kamis (9/1).
Jakarta, – Petronas Carigali (PC) North Madura II Ltd. telah meraih persetujuan Keputusan Investasi Akhir (Final Invesment Decision/FID) untuk pengembangan lapangan Hidayah di Wilayah Kerja North Madura II, Jawa Timur. Anak usaha Petronas ini merupakan operator yang memegang 100 persen partisipasi interes (PI) dalam Kontrak Bagi Hasil ini.
Executive Vice President and Chief Executive Officer Upstream Petronas, Mohd Jukris Abdul Wahab, mengatakan pencapaian ini menggarisbawahi komitmen teguh Petronas dalam mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada energi.
“Kami berterima kasih atas dukungan penuh yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan menantikan kerja sama yang erat selama proses pengembangan lapangan Hidayah,” ujar Jukris, Kamis (9/1).
Dia menjelaskan, rencana pengembangan lapangan migas tersebut meliputi pengeboran sumur produksi yang didukung oleh anjungan produksi minyak tanpa awak dan terintegrasi dengan anjungan pemrosesan pusat. Rencana tersebut juga mencakup sebuah unit Floating Storage and Offloading (FSO) yang dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal dan ruang kontrol pusat untuk memastikan operasi berjalan dengan aman dan andal.
Sementara Vice President International Assets Upstream Petronas, Mohd Redhani Abdul Rahman, mengatakan penerimaan Keputusan Investasi Akhir untuk lapangan Hidayah ini menjadi tonggak pencapaian signifikan bagi Petronas. Keputusan ini melanjutkan keberhasilan penemuan cadangan minyak yang menjanjikan di Wilayah Kerja North Madura II pada tahun 2021.
“Ini juga membuka jalan bagi kami untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat di wilayah ini,” ungkap Redhani.
Berkenaan dengan proyek pengembangan ini, hari Kamis (9/1), PC North Madura II menyelenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama di Indonesia, termasuk Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto.
Dalam sambutannya, Djoko mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi industri hulu migas Indonesia adalah mempercepat eksploitasi dan penemuan cadangan minyak dan gas yang baru.
“Tantangan ini harus kita jawab di lapangan Hidayah, karena itu kita akan terus berpegang pada target onstream di kuartal I-2027, SKK Migas dan Petronas harus mengawal pencapaian target ini sehingga tidak terjadi penundaan,” tegasnya.
Menurut Djoko, pengembangan lapangan dan pembangunan fasilitas produksi di lapangan Hidayah bertujuan untuk memproduksi cadangan minyak sebesar 88,55 MMSTB hingga tahun 2041. Di tahap awal, laju produksi diharapkan berada pada kisaran 8.973 BOPD dan naik menjadi 25,276 BOPD saat mencapai puncak produksi.
“SKK Migas dan PETRONAS telah mengidentifikasi risiko dalam pengembangan lapangan Hidayah, namun, risiko ini perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kelancaran proyek,” ungkapnya.