Sinergi Pertamina Drilling dan Pertagas Garap CCS/CCUS • Petrominer

Kolaborasi antar Pertamina Group ini diharapkan dapat membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan teknologi pengelolaan emisi karbon dalam industri migas lebih jauh lagi.
Jakarta, Petrominer – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) bersinergi dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) untuk menggarap pengembangan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Kolaborasi ini untuk mendukung komitmen PT Pertamina (Persero) dalam mencapai dekarbonisasi tahun 2060, sesuai target Net Zero Emission yang ditetapkan Pemerintah.
Sinergi tersebut dituangkan dalam sebuah Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, dan Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, Selasa (4/2).
Avep mengatakan, melalui implementasi teknologi CCS/CCUS, kedua perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sembari meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) melalui strategi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Dia menjelaskan, teknologi CCS/CCUS mencakup penangkapan gas CO₂ yang berasal dari sumber emisi besar, seperti pembangkit listrik atau fasilitas industri yang menggunakan bahan bakar fosil atau biomassa. Gas CO₂ yang telah ditangkap dan disimpan dapat digunakan dalam berbagai aktivitas atau diinjeksi ke dalam sumur minyak konvensional yang sudah tidak aktif untuk meningkatkan laju ekstraksi minyak di sumur produksi.
“Implementasi teknologi CCS/CCUS akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan produksi migas dan juga menekan emisi karbon yang bersumber dari kegiatan operasional perusahaan,” jelas Avep.
Sementara Gamal menyampaikan bahwa Pertagas akan mendukung implementasi CCS/CCUS melalui portofolio bisnis transportasi energi yang dimiliki.
“Sebagai anak usaha Pertamina yang memiliki peran utama dalam bisnis transportasi dan distribusi gas bumi, keterlibatan Pertagas dalam kerja sama ini menjadi aspek krusial dalam pengembangan teknologi CCS/CCUS. Dengan infrastruktur jaringan pipa gas yang luas, Pertagas memiliki kemampuan untuk mendukung transportasi gas karbondioksida (CO₂) dari sumber emisi ke lokasi penyimpanan atau pemanfaatan yang telah ditentukan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Gamal menegaskan Pertagas juga memiliki keahlian dalam pengelolaan gas dan integrasi infrastruktur energi sehingga dapat memastikan gas CO₂ yang ditangkap dapat dikelola dengan efisien dan sesuai dengan standar keselamatan serta regulasi lingkungan. Dengan demikian, peran Pertagas dalam kerja sama ini tidak hanya terbatas pada aspek transportasi, tetapi juga mencakup pengelolaan dan optimalisasi rantai pasok gas CO₂ dalam implementasi CCS/CCUS.
“Dengan bergabungnya keahlian dari kedua belah pihak, kami yakin sinergi ini akan memberikan dampak positif yang besar,” ungkapnya.
Kolaborasi antar Pertamina Group ini diharapkan dapat membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan teknologi pengelolaan emisi karbon dalam industri migas lebih jauh lagi. Keterlibatan Pertamina Drilling dan Pertagas dalam proyek teknologi CCS/CCUS merupakan langkah vital dalam mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang bagi bisnis Pertamina ke depannya.