Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 Utamakan Tenaga Kerja Lokal • Petrominer

Public Consultation Sosialisasi Pengembangan Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 di Solok Selatan, Selasa (18/2).

Solok Selatan, Petrominer – PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) telah menunjuk konsorsium Sumitomo Corporation, PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) dan PT Wasa Mitra Engineering (WME) sebagai kontraktor EPC (Engineering Procurement and Construction) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2. Pembangunan PLTP kedua di Solok Selatan, Sumatera Barat, ini bakal melibatkan banyak tenaga kerja lokal.

Yasin Yunirwansyah dari IKPT menjelaskan proyek pembangunan ini akan banyak melibatkan tenaga kerja lokal, dengan persentase di atas 50 persen. Bahkan pada puncak pelaksanaan proyek, ada 89 persen tenaga lokal dan 11 persen sisanya diisi oleh tenaga kerja non lokal.

“Kebutuhan tenaga kerja selama proyek yang berlangsung 30 bulan ini akan mencapai puncaknya sebanyak 1.500-an tenaga kerja pada akhir tahun 2026. Jumlah pekerja akan terus berkurang menjelang selesainya pembangunan pembangkit listrik ini,” ungkap Yasin dalam Public Consultation Sosialisasi Pengembangan Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2, Selasa (18/2).

Menurutnya, IKPT membuka peluang bagi tenaga kerja lokal. Targetnya, tenaga kerja siap pakai yang berada di Kabupaten Solok Selatan. Nantinya, penempatan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, khususnya pada kompetensi tertentu.

“Pelaksanaan perekrutan dan penempatan tenaga kerja akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan persyaratan lainnya,” tegas Yasin.

Pada kesempatan yang sama, Senior Manager Business Relations & General Affairs Supreme Energy, Ismoyo Argo, menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dari semua stakeholder agar pelaksanaan pembangunan PLTP Muara Laboh Unit 2 ini bisa berjalan lancar dan beroperasi sesuai jadwal.

“Tanpa adanya kolaborasi dan sinergi dari semua stakeholder, kami tidak bisa membangun dan mengoperasikan PLTP ini. Semoga proyek ini berjalan dengan lancar dan target produksi bisa sesuai jadwal tahun 2027 nanti,” ungkap Ismoyo.

Terkait tenaga kerja lokal, dia menegaskan akan lebih mengutamakan masyarakat Solok Selatan maupun Sumatera Barat. Namun, diakui tidak bisa menyerap semua tenaga kerja yang mengajukan lamaran, karena ada proses seleksi dan persyaratan tertentu.

Mengutamakan tenaga kerja lokal sudah dilakukan SEML di proyek sebelumnya. Malahan, tenaga kerja di PLTP Muara Laboh Unit 1 didominasi oleh warga setempat, dengan komposisi hampir 90 persen. Malahan, dalam tiga tahun terakhir, jumlah tenaga kerja lokal terus bertambah.

“Pada tahun 2022, ada 248 tenaga kerja lokal dan 27 tenaga kerja non lokal.  Di tahun 2023 tenaga kerja lokal bertambah menjadi 282 orang, dan bertambah lagi menjadi 326 orang di tahun 2026,” papar Ismoyo.

Kontribusi bagi PAD

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa proyek ini juga akan menciptakan multiplier effect tidak hanya dalam upaya penurunan emisi karbon namun juga berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan kapasitas pembangkit Unit 2 yang hampir sama dengan Unit 1, manfaat yang bakal diterima Pemda dan masyarakat Solok Selatan juga bakal sama.

“Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Solok Selatan, kontribusi PLTP Muara Laboh Unit 1 bagi pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp 29,5 miliar di tahun 2024 lalu. Kontribusi tersebut diberikan dalam bentuk dana bagi hasil dan bonus produksi yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku,” jelas Ismoyo.