Pertama di Indonesia, Rig Pengeboran Berbahan Bakar Gas • Petrominer
PGN Gagas menyiapkan satu unit Gas Transport Module (GTM) 10 feet untuk memasok kebutuhan gas rig pengeboran yang dioperasikan Pertamina Drilling di Mundu, Indramayu, Jawa Barat.
Jakarta, Petrominer – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) mulai mengoperasikan rig pengeboran dengan bahan bakar gas. Pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan dalam operasi pengeboran ini sebagai upaya cost optimization sekaligus penurunan emisi karbon.
Menggandeng PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), Pertamina Drilling mulai memanfaatkan gas sebagai bahan bakar dalam proses pengeboran di Mundu, Indramayu, Jawa Barat, Jum’at (28/2). Engine yang awalnya berbahan bakar diesel dikonversi menjadi gas. Engine ini akan menghasilkan listrik untuk digunakan di rig atau anjungan pengeboran.
“Ini pertama kalinya operasional rig pengeboran menggunakan bahan bakar gas. Pertamina Drilling berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga pada kelestarian lingkungan,” ujar Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, Selasa (4/3).
Avep menjelaskan, pertamina Drilling terus mengembangkan program inisiatif penurunan emisi untuk memaksimalkan peran dalam pencapaian penurunan emisi karbon nasional. Salah satunya adalah program Dynamic Gas Blending System (DGBS).
Selama ini, operasional pengeboran minyak dan gas hanya mengandalkan bahan bakar minyak (BBM). Dengan penerapan teknologi DGBS, kini BBM dapat dikombinasikan dengan gas, sehingga operasional menjadi lebih fleksibel dan hemat energi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 30 persen.
“Penerapan Dynamic Gas Blending System ini sejalan dengan upaya kami dalam melakukan cost optimization di sektor pengeboran. Penggunaan gas sebagai alternatif bahan bakar, dapat menekan biaya operasional sekaligus menurunkan emisi karbon, sehingga (biaya operasional) lebih ekonomis dan berkelanjutan,” ungkap Direktur Operasi Pertamina Drilling, Aziz Muslim.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasi dan Komersial PGN Gagas, Baskara Agung Wibawa, mengatakan komunikasi intens untuk sinergi ini sudah mulai dijalankan sejak bulan Februari 2023. PGN Gagas telah menyiapkan beberapa infrastruktur, diantaranya satu unit Gas Transport Module (GTM) 10 feet yang mampu menampung kurang lebih 1.000 m3 gas bumi dan satu unit Pressure Reduction System (PRS) ukuran 300 yang mampu menurun tekanan gas bumi hingga 300 m3 per jam.
“Kami akan menyiapkan pasokan gas yang diambil dari SPBG terdekat, salah satunya SPBG Purwakarta. Selanjutnya gas akan dibawa menggunakan GTM, diturunkan tekanannya menggunakan PRS untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam instalasi dan diteruskan ke dalam engine,” jelas Baskara.

