Badan Geologi Eksplorasi LTJ di Mamuju dan Parmonangan, Ini Hasilnya
Jakarta, TAMBANG – Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan eksplorasi terhadap potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) di sejumlah titik. Eksplorasi tersebut dilakukan untuk mengetahui potensi keterdapatan LTJ di area potensi laterit di luar Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), sehingga nantinya dapat dipersiapkan WIUP mineral LTJ.
Pada tahun 2022, Badan Geologi melakukan eksplorasi potensi LTJ di Mamuju, Sulawesi Barat dan Parmonangan, Sumatera Utara. Ekplorasi tersebut dilakukan dua tahap, yakni eksplorasi awal, meliputi pemetaan, georadar dan geomagnet, sumur atau parit uji, serta pengeboran.
Kemudian dilakukan eksplorasi detail melalui pengeboran yang lebih rapat dan uji ekstraksi, meliputi karakterisasi, konsentrasi, dan ekstraksi. Eksplorasi tersebut menghasilkan kadar total LTJ tertinggi di Mamuju sebesar 4.571 part per million (ppm) dan Parmonangan sebesar 1.549 ppm.
“Selanjutnya ada beberapa usulan WIUP berupa LTJ, yang ini baru pertama kali di 2022, bahwa ada usulan lokasi di Mamuju dan Parmonangan dan beberapa rencana usulan WIUP LTJ sampai tahun 2024,” ujar Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid,dikutip Kamis (2/2).
Di tahun 2023, direncanakan eksplorasi awal dan eksplorasi detail potensi LTJ di Melawi, Sibolga, Mamuju, Papua, dan Bangka Belitung, serta usulan WIUP LTJ Mamuju dan Parmonangan. Kemudian di tahun 2024 direncanakan ekplorasi detail di Ketapang, Sibolga, Pegunungan Tiga Puluh, dan Papua.
Dilaporkan pula, sepanjang tahun 2022, Badan Geologi telah melakukan eksplorasi potensi LTJ di area Lumpur Sidoarjo dan menemukan potensi Lithium sebesar 86-92 ppm, potensi Stronsium sebesar 394-451 ppm, dan LTJ maksimal 111 ppm.
“Kemudian untuk potensi LTJ atau REE di area Lumpur Sidoarjo saya kira sudah disampaikan juga bahwa ada indikasi potensi baik itu Li, Sr, maupun REE dengan masing-masing ppm-nya. Kegiatan di tahun 2022 melanjutkan dari kegiatan penemuan di tahun 2020 pada lokasi yang berbeda,” jelas Wafid.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa LTJ tersebar di 8 titik di empat provinsi yakni di Provinsi Sumatera Utara sebesar 19.917 ton, Kalimantan Barat 219 ton, Sulawesi Tengah sebesar 443 ton dan Bangka Belitung berupa monasit 186.663 ton serta senotim mencapai 20.734 ton.
“Yang paling besar keterdapatannya ada di Provinsi Bangka Belitung. Adapun dari Provinsi Bangka Belitung, fokus kita saat ini di Bangka Selatan di kabupaten belitung,” kata Ridwa saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (11/4/2022).
Sebagai informasi, logam tanah jarang saat ini menjadi komoditas industri strategis yang dibutuhkan untuk kilang minyak, super konduktor dan lain-lain. Selain itu, LTJ juga sangat penting untuk kendaraan listrik dan peralatan militer.