Berkat WASTECO, PHE Raih Penghargaan dari UN Global Compact •

Corporate Secretary PHE, Arya Paramita (ketiga dari kanan), saat menerima penghargaan SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024 dari United Nation (UN) Global Compact.

Jakarta, – Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat penghargaan SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024. Diberikan karena Subholding Upstream Pertamina ini berhasil mewujudkan komitmennya untuk tumbuh bersama masyarakat dan menjaga lingkungan dalam berbagai program berkelanjutan.

Penyerahan penghargaan ini, yang diselenggarakan oleh Indonesia Global Compact Network (IGCN), diterima secara langsung oleh Corporate Secretary PHE, Arya Paramita, dalam sebuah acara di Grand Ballroom, BRIN Gatot Subroto, Jakarta Kamis (25/7).

Ajang penghargaan ini diikuti oleh 15 perusahaan yang merupakan anggota United Nation Global Compact (UNGC), dengan total 16 group innovator yang beranggotakan para profesional muda perusahaan baik dari BUMN maupun swasta.

“SDG Innovation Accelerator For Young Professionals adalah sebuah kesempatan bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam United Nation (UN) Global Compact guna memberdayakan para talenta muda dan organisasi nya agar berkolaborasi dan mengakselerasi inovasi bisnis menuju Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Arya.

Menurutnya, penghargaan ini diberikan atas keberhasilan PHE mengusung program unggulan Waste To Energy For Community (WASTECO) sebagai bagian dari inisiatif Desa Energi Berdikari Pertamina, yang dijalankan Pertamina Hulu Mahakam. Program WASTECO menggagas solusi pengelolaan sampah menjadi gas metana untuk penyediaan kebutuhan gas rumah tangga dan para pelaku usaha UMKM di Kelurahan Manggar, Balikpapan.

“Melalui WASTECO, kami mengajak masyarakat meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim serta optimalisasi pengembangan EBT dari sumber daya lokal. Inovasi Wasteco dikembangkan untuk mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan dengan berbasis sumber energi baru terbarukan bagi masyarakat,” jelas Arya.

Program WASTECO mengintegrasikan core competency perusahaan ke dalam program dengan mengadopsi enam teknologi migas, antara lain kepala sumur (wellhead), alat ukur gas (metering), saluran dari beberapa sumur (manifold), alat pemisah (separator), saluran pipa pengiriman (delivery pipe) & gas suar (flaring). Inovasi ini telah mendapatkan hak paten dari Kementeruan Hukum dan HAM sejak 14 Juni 2023. Ini menunjukkan bahwa metode pengelolaan gas methane yang dihasilkan sampah organik menjadi energi terbarukan dengan adopsi teknologi migas ini adalah inovasi baru yang pertama di Indonesia.

Program ini telah berhasil mengolah sampah, mengurangi potensi emisi karbon, dan menghasilkan manfaat ekonomi bagi warga sekitar dengan konsep sirkular ekonomi. Hingga Juni 2024, program ini telah didistribusikan ke 380 sambungan rumah dengan penerima manfaat lebih dari 1.500 orang dan 28 UMKM, dengan memanfaatkan gas metana sampah sebesar 820.800 m3 per tahun.

“Melalui WASTECO, masyarakat dapat melakukan penghematan biaya pengeluaran rumah tangga hingga Rp 456 juta per tahun. Selain itu, program ini juga berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 296.356 ton CO2eq per tahun,” jelas Arya.