Bursa Karbon Mulai Kasih Pendapatan, Laba PGE Naik •

PLTP Ulubelu di Tanggamus, Lampung, yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Jakarta, – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) kembali menorehkan pencapaian positif. Perusahaan dengan kode PGEO di Bursa Efek Indonesia ini bakal mencetak kenaikan laba dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, pada kuartal III-2023, laba PGE sudah melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang sebesar US$ 127,3 juta.

Pada laporan kuartal III-2023, PGE membukukan kenaikan laba bersih sebesar 19,7 persen year-on-year, dari US$ 111,4 juta menjadi USD 133,4 juta. Besaran laba ini setara dengan  Rp 2,065 triliun pada nilai kurs dolar AS sebesar Rp 15.487 per 30 September 2023.

Sementara dari sisi pendapatan usaha, emiten panas bumi milik pemerintah ini mencatatkan peningkatan dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta, atau Rp 4,7 triliun year-on-year.

“Pencapaian ini menunjukkan bahwa PGE telah berhasil mengelola keuangan dengan baik. Selain itu, PGE juga telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Direktur Keuangan PGE, Nelwin Aldriansyah, Sabtu (28/1).

Pada kuartal-III 2023 ini, PGE juga sudah berhasil membukukan pendapatan kredit karbon. Pendapatan sebesar US$ 732 ribu atau Rp 11,3 miliar ini merupakan pendapatan perdana dari Bursa Karbon Indonesia.

Menurut Nelwin, capaian ini telah membuat PGE berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8 persen.

“Dengan tingkat DER yang baik ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk membuka peluang ekspansi usaha melalui pendanaan pihak ketiga,” tegasnya.

Sisi ekuitas PGE juga menunjukkan tren meningkat dari US$ 1,25 juta menjadi US$ 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Hal ini menunjukkan PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar hutang dan menghasilkan laba.

“Sedangkan liabilitas Perseroan turun dari US$ 1,22 juta menjadi US$ 960 ribu atau Rp 14,8 miliar,” ucap Nelwin.

Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III-2023, pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar PGE senilai US$ 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun. Posisi berikutnya adalah PGE Area Ulubelu, yang menyumbang US$ 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun.