Cara Industri Pertambangan Terapkan Dekarbonisasi Andal dan Efisiensi Energi

ASPINDO Gelar diskusi umum bertajuk Reliable Decarbonization and Energy Efficiency in Mining pada pagelaran IEE Series 2024 di Jakarta. Dok: Rian/Berita.

Jakarta, Berita – Dekarbonisasi menjadi isu penting pada semua lini industri di dalam negeri tak terkecuali industri pertambangan. Di pagelaran IEE Series 2024, Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO) menyelenggarakan diskusi umum terkait dekarbonisasi tersebut.

Direktur Eksekutif ASPINDO, Bambang Tjahjono menyoroti topik langkah-langkah strategis untuk mencapai dekarbonisasi pada sektor pertambangan seperti pada inovasi teknologi untuk peningkatan efisiensi operasional, penggunaan energi ramah lingkungan hingga pemakaian bahan bakar terbarukan.

“Dalam rangka mengurangi emisi karbon, kita juga harus mempertimbangkan biaya operasional, karena biaya bahan bakar hampir menggunakan 30-40% dari total biaya produksi. Namun, usaha pemerintah dalam menerapkan kebijakan biodiesel merupakan suatu solusi dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan mentah di Indonesia, yaitu sawit,” ucap Bambang di Jakarta, dilansir Kamis (12/9).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Bahan Bakar dan Aviasi, Pusat Penelitian LEMIGAS, Riesta Anggarani menyampaikan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang berhasil mengaplikasikan campuran biodiesel dengan minyak diesel, hingga saat ini sudah mengaplikasikan B35 sebagai alternatif bahan bakar lebih ramah lingkungan.

Pamerindo Komitmen Keberlanjutan pada Pagelaran IEE Series 2024

“Keuntungan dari penggunaan kelapa sawit sebagai bahan biodiesel di Indonesia salah satunya adalah menjamin keamanan energi. Dalam perhitungannya, apabila sukses menerapkan B35, maka 35% kebutuhan bahan bakar dapat dipasok langsung dari dalam negeri, dan mengurangi 35% angka impor solar,” ungkap Riesta.

Kata dia, pemakaian biodiesel juga akan menguntungkan pelaku usaha tambang karena operasionalnya menjadi ramah lingkungan. Kata dia, biaya operasional pertambangan terletak pada konsumsi bahan bakar.

“Kesuksesan penerapan biodiesel ini juga akan menguntungkan industri pertambangan ramah lingkungan secara jangka panjang, karena biaya operasional terbesar di industri tambang terletak di konsumsi bahan bakarnya,” beber dia.

LEMIGAS adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk melaksanakan hal teknis terkait penerapan biodiesel di lapangan.

Sebagai informasi, gelaran Engineering Week pada rangkaian Energy & Engineering Series 2024 berkomitmen untuk memajukan keberlanjutan industri dengan menyediakan platform diskusi dan diseminasi informasi bagi berbagai sektor utama, seperti sektor tambang, konstruksi dan pembangunan, pengecoran logam, serta industri minyak dan gas.