Delta Dunia Group Catat Kinerja Positif •
Karyawan BUMA tengah berdiskusi di salah satu wilayah operasional BUMA.
Jakarta, – Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) melaporkan pertumbuhan volume dan EBITDA yang kuat, serta rasio Utang Bersih terhadap EBITDA terendah pada Semester Pertama tahun 2023 (1H 2023).
Delta Dunia Makmur adalah perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Teknologi Digital (B-TECH), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).
“Di tengah tantangan yang berat, kami tidak hanya berhasil melewati badai tetapi juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Hasil di semester I 2023 mencerminkan transformasi bisnis utama kami, seiring dengan upaya diversifikasi sumber pendapatan,” ujar Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Jum’at (29/9).
Pada semester pertama tahun ini, ungkap Dian, Delta Dunia Grup mencapai perubahan signifikan dalam komposisi pendapatan, dengan batubara Metalurgi dan Infrastruktur berkontribusi sebesar 18 persen. Ini menandai langkah signifikan untuk mengurangi proporsi pendapatan yang berasal dari produksi batubara termal, yang sekarang mencapai 82 persen.
“Kemajuan ini merupakan kelanjutan dari hasil Delta Dunia Group pada tahun 2022 (FY2022), ketika pendapatan batubara metalurgi baru mencapai 13 persen,” jelasnya.
Dian menyampaikan, total pendapatan mencapai US$ 0,86 miliar (Rp13,35 triliun), meningkat sebesar 19 persen dibandingkan Semester I-2022. Kinerja operasional yang kuat ditunjukkan dengan menghasilkan 286 juta bank cubic meter (bcm), kenaikan volume overburden (OB) 10 persen, dan 42 juta metrik ton (MT) batubara, yang naik sebesar 2 persen dibandingkan Semester I-2022.
“EBITDA naik menjadi US$ 175 juta (Rp 2,71 triliun), meningkat 7 persen,” jelasnya.
Sedangkan laba bersih sedikit turun menjadi US$ 5 juta (Rp 77,63 miliar). Sebagian besar disebabkan peningkatan pendanaan yang lebih tinggi akibat dari kenaikan London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR).
Selama enam bulan pertama 2023, Delta Dunis Grup mencatat belanja modal (Capex) sebesar US$ 44 juta (Rp 683,14 miliar), turun sebesar 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini merupakan hasil dari kesuksesan dalam penyelesaian beberapa proyek di Indonesia.
Arus Kas Operasional (OCF) naik menjadi US$ 143 juta (Rp 2,22 triliun) karena peningkatan EBITDA sehingga menghasilkan Arus Kas Bebas (FCF) yang positif sebesar US$ 105 juta (Rp 1,63 triliun). Sementara saldo kas sebesar US$ 218 juta (Rp3,38 triliun) pada akhir semester I 2023
Kesehatan keuangan yang kuat dengan rasio Utang Bersih terhadap EBITDA sebesar 1,99x, terendah dalam lima tahun terakhir. Ini mencerminkan manajemen keuangan yang hati-hati dan disiplin dalam industri yang padat modal.
Selain itu, di September 2023 ini, BUMA mencatat sebuah pencapaian yang signifikan dengan menerima pembiayaan sindikasi Syariah pertama dalam sejarah perusahaan. Total nilai fasilitas pembiayaan tersebut sebesar USD60 juta (Rp931,56 miliar), dengan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebagai Mandated Lead Arranger (MLA), agen fasilitas, dan agen jaminan dengan nilai pembiayaan sebesar USD50 juta (Rp776,3 miliar).
Selama semester I 2023, Delta Dunia Group juga mencapai kemajuan signifikan dalam inisiatif di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG). Grup berhasil meraih peringkat luar biasa sebagai perusahaan dengan kinerja terbaik kedua di sub-industri batubara global, juga meraih posisi ke dalam 15 persen perusahaan pemain terbaik di industri minyak dan gas dunia, berdasarkan penilaian Sustainalytics ESG Risk Rating.
Delta Dunia Group secara substansial meraih kemajuan pada skor ESG Risk Rating dari 42,4 pada tahun 2022 menjadi 32,7 pada bulan Juli 2023, menandai peningkatan sebesar 10 poin (atau 25 persen).
Sejalan dengan komitmennya pada ESG, Delta Dunia Group telah meresmikan anak perusahaannya yang bergerak di bidang sosial, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU) di September 2023. Selain itu, BUMA Australia secara aktif mengembangkan layanan rehabilitasi dan penutupan tambangnya, dengan bekerja di empat lokasi operasional.
Pada saat yang sama, Delta Dunia Group melanjutkan program pembelian kembali sahamnya (buy back) dan mengakuisisi 1.285 juta saham yang dibeli hingga 4 Agustus 2023, mewakili 14,9 persen dari saham Perseroan yang beredar.