Dengan REC, PLN Pasok Listrik Bersih untuk Smelter Antam •
Petugas PLN tengah mengecek kesiapan Gardu Induk bertegangan 150 kilovolt (kV) yang akan memasok operasional smelter milik Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kolaka, – PT PLN (Persero) menjalin kolaborasi dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dalam menghadirkan pasokan listrik untuk smelter feronikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi antar BUMN ini akan memanfaatkan listrik bersih 150 Megavolt Ampere (MVA) melalui 112.940 unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara dengan 112,9 Megawatt Hour (MWH) per tahun.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, mengatakan PLN siap menyuplai kebutuhan listrik smelter Antam di Kolaka dan sektor industri lainnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. PLN menjamin suplai listrik bersih di Sulselrabar dalam kondisi cukup dengan tingkat pembangkit energi terbarukan sebesar 45,78 persen, salah satu yang tertinggi di Indonesia.
“Industri smelter membutuhkan pasokan listrik yang besar dan berkualitas. Hal ini menjadi bukti, para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti perusahaan, sementara kami akan menyediakan kebutuhan listrik pelanggan,” ujar Budiono, Selasa (29/10).
Menurutnya, selain smelter Antam, di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar sudah ada delapan pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikannya kepada PLN, dengan total daya 612 MVA.
Smelter feronikel yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Kolaka (UBP Nikel Kolaka) merupakan salah satu fasilitas kunci dalam rantai hilirisasi mineral. UBP Nikel Kolaka memiliki kapasitas produksi feronikel mencapai 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun yang ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri bahkan ekspor sampai dengan China, India, Korea Selatan, dan Taiwan.
Hilirisasi
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. PLN pun berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif. PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan,” ujar Darmawan.
Hal senada disampaikan Direktur Utama Antam, Nico Kanter. Malahan, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mendukung upaya perusahaan dalam melakukan transformasi teknologi dan mengurangi emisi karbon.
“Kerja sama ini merupakan langkah nyata dalam implementasi sinergi BUMN dalam mendukung hilirisasi dengan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kedua belah pihak, tetapi juga bagi upaya nasional menuju net zero emission pada tahun 2060,” ujar Nico.