Disetujui, POD Steamflood Lapangan Rantaubais Tahap-1 •

Pekerja PHR sedang melakukan inspeksi rutin di area steamflood lapangan Duri, blok Rokan, Riau.

Jakarta, – SKK Migas secara resmi telah memberikan persetujuan terhadap usulan Plan of Development (POD) Steamflood EOR lapangan Rantaubais Tahap-1, blok Rokan, yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Pengembangan lapangan dengan investasi Rp 3,7 triliun ini bakal menjadikan Rantaubais sebagai lapangan minyak ke-2 di Indonesia yang mengimplementasikan Enhance Oil Recovery (EOR) sejak tahun 1995.

“Persetujuan POD ini menjadi penting mengingat Rantaubais, yang berlokasi di Provinsi Riau, sebagai lapangan minyak ke-2 di Indonesia yang mengimplementasikan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) dalam skala komersial dengan teknologi injeksi uap (steamflood) setelah hampir tiga dekade sejak lapangan Duri melakukannya pada tahun 1995,” ujar Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara,  Selasa (5/12).

Benny menjelaskan, SKK Migas memberikan persertujuan tersebut pada 1 Desember 2023. Pengembangan lapangan Rantaubais dengan metoda Steamflood EOR ini memiliki makna yang mendalam bagi PHR.

“Ini adalah proyek EOR komersial pertama yang sepenuhnya dihasilkan oleh PHR, mengingat proyek Duri Steamflood dilakukan oleh operator sebelumnya (Caltex/Chevron),” ungkapnya.

Terkait potensi cadangan minyak tambahan dari pengembangan tahap-1 ini, menurut Benny, bisa mencapai 11 juta barel. Dengan puncak produksi diperkirakan mencapai 5.500 barel minyak per hari (BOPD), atau lebih dari dua kali lipat tingkat produksi sebelumnya yang berada di kisaran 2.000 BOPD.

Total investasi pada proyek pengembangan ini akan mencapai Rp 3,7 triliun. Meliputi pengeboran sumur, pembangunan fasilitas produksi uap panas (steam station), dan pemutakhiran fasilitas produksi.

“Proyek ini tidak hanya meningkatkan produksi minyak tetapi juga membawa manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia. Dampak ekonomi yang dihasilkan juga signifikan, dengan perkiraan pendapatan negara mencapai Rp 4,8 triliun,” tegasnya.

Dampak dari proyek steamflood lapangan Rantaubais dan industri hulu migas secara keseluruhan tidak terbatas pada aspek ekonomi langsung seperti investasi, pendapatan pajak dan bukan pajak. Kehadiran proyek ini juga bakal memberikan efek berganda (multiplier effects) positif bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi proyek termasuk peningkatan kapasitas nasional.

Lebih lanjut, Benny menginformasikan bahwa persetujuan proyek ini juga merupakan pencapaian penting dalam merealisasikan salah satu Komitmen Kerja Pasti (KKP) EOR dalam periode 5 tahun pertama setelah mengambil alih operator sebelumnya. Proyek ini merupakan tahap awal (prove of expansibility) pengembangan Chemical EOR dalam rangka menuju skala lapangan penuh (fullfield scale) di lapangan Minas yang diidentifikasi memiliki total potensi tambahan recovery minyak mencapai 500 juta barel pada saat pengembangan skala penuh nantinya.

“Persetujuan terhadap program-program EOR di WK Rokan menunjukkan tekad SKK Migas dan PHR dalam menjalankan komitmen kerja yang telah dibuat sebelumnya,” ujar Benny.