Dongkrak Industri Batik, Bangga Berbatik Terus Dipopulerkan •
Ditjen IKMA, Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai Konferensi Pers Hari Batik Nasional (HBN), Kamis (26/9).
Jakarta, – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) bersama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) rutin menggelar perayaan Hari Batik Nasional. Digelar melalui berbagai kegiatan, perayaan ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjaga eksistensi dan pertumbuhan industri batik.
“Tahun ini, perayaan Hari Batik Nasional bertajuk Bangga Berbatik digelar untuk mendorong para perajin, pengusaha produk batik, dan masyarakat umum semakin sering membeli, menggunakan dan mempopulerkan batik di manapun dan kapanpun dalam setiap aktivitas,” ujar Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, Kamis (26/9).
Sebagai industri padat karya yang menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja, Ditjen IKMA terus mendorong pengembangan industri batik. Baik sebagai pakaian, aksesoris, produk kerajinan maupun dekorasi rumah, kehadiran batik kian menjadi tren di berbagai kalangan.
Menurut Reni, potensi pasar ekspor batik dan produk batik cukup menjanjikan. Hal ini terlihat dari capaian nilai ekspor batik dan produknya sepanjang tahun 2023 mencapai US$ 17,5 juta.
“Semester pertama tahun ini saja sudah mencapai US$ 9,45 juta berdasarkan hitungan BPS,” ungkapnya.
Reni menyampaikan bahwa Ditjen IKMA juga memberikan pendampingan teknis produksi batik kepada 25 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang Jakarta Timur.
Kegiatan yang digelar dalam upaya menumbuhkan wirausaha baru (WUB) di sektor industri batik ini dilaksanakan pada 3-7 September 2024. Para warga binaan dilatih untuk memproduksi batik tulis dan batik cap, sehingga keterampilan tersebut bisa menjadi jaring pengaman sosial saat mereka kembali ke masyarakat.
Selama ini, Ditjen IKMA rutin melakukan beragam cara dalam pengembangan industri batik. Di antaranya penyusunan buku “Mengenal Industri Batik Ramah Lingkungan” dan “Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0”, penumbuhan WUB di lapas dan pondok pesantren, penerapan enterprise resource planning (ERP) pada industri batik, restrukturisasi mesin dan/atau peralatan, promosi dan pameran, serta pembangunan dan revitalisasi sentra batik di daerah.
Direktori Sentra Industri yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2020 menunjukkan ada 201 sentra industri batik yang tersebar di 11 provinsi. Sentra industri batik terbanyak berada di Provinsi Jawa Tengah dengan 72 sentra, disusul Jawa Timur sebanyak 62 sentra. Adapun total industri batik dari seluruh provinsi mencapai 5.946 industri.
Ikon Batik
Dalam perayaan tahun ini, Ditjen IKMA dan YBI akan menyelenggarakan Pameran Hari Batik Nasional 2024 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, pada 2-6 Oktober 2024. Ditjen IKMA memberikan fasilitasi booth pameran secara gratis kepada pelaku IKM terkurasi yang dijaring sejak awal September sebagai akses promosi kepada pelaku IKM batik dan produk batik.
“Dari sekian banyak pendaftar, terpilih 24 IKM peserta pameran Hari Batik yang difasilitasi oleh Ditjen IKMA untuk tampil dan memamerkan produk terbaiknya. Ada pula dua pelaku wirausaha baru IKM batik binaan Lembaga Pemasyarakatan hasil pendampingan. Para peserta terpilih ini mewakili sembilan provinsi di Indonesia,” kata Reni.
Sebagai puncak acara akan diselenggarakan pula Batik Fun Run and Walk pada Minggu, 6 Oktober 2024. Acara ini sebagai upaya mengembangkan, mempopulerkan, dan melestarikan produk batik kepada masyarakat luas.
Ditjen IKMA juga turut memfasilitasi pendampingan dalam rangka proses permohonan pelindungan Indikasi Geografis (IG) Batik Tulis Tenun Gedhog Tuban. Batik Tuban ini kemudian telah ditetapkan sebagai ikon Hari Batik Nasional 2024.
Gedhog Tuban dianggap sebagai warisan budaya komunal yang menampilkan akulturasi budaya masyarakat pesisir Tuban dengan budaya Tiongkok yang memiliki ciri khas motif burung Phoenix. Proses pembuatan batik masih menggunakan alat tenun gedog sederhana dengan bahan baku benang katun dari pintalan kapas.
Selain pameran sekaligus business matching, Ditjen IKMA juga akan memfasilitasi sertifikasi Batikmark dan workshop proses produksi seragam batik Jemaah Haji. Kegiatan yang rencananya digelar pada November 2024 nanti ini ditargetkan untuk IKM batik yang selama ini memproduksi seragam batik bagi jemaah haji.