Fleet Management, Cara Ampuh Kelola Aset Tambang Secara Berkelanjutan
Jakarta, TAMBANG – Salah satu aspek penting untuk mendukung operasional penambangan secara optimal adalah dengan menjaga dan mengelola aset tambang secara serius melalui fleet management system.
Fungsi fleet management system atau manajemen armada ini mencakup penghematan konsumsi bahan bakar, koreksi metode pekerjaan, keselamatan bagi pengemudi dan kendaraan, serta perawatan kendaraan. Fungsi-fungsi tersebut dikelola dalam suatu sistem manajemen informasi terpadu.
Fleet management System Expert Perhapi Kutai Timur, Iswanto Ishak menyampaikan setidaknya ada dua tolok ukur di mana fleet management bisa dikatakan berhasil. Pertama dengan menggunakan metode productivity dan kedua metode ready hours.
“Dari match factor ini bisa digunakan dua metode, pertama metode productivity, jadi base on kapasitas truk dibagi dengan kapasitas dagger atau berdasarkan dari ready hours. Ready hours itu berdasarkan truk dan dagger juga cuma bedanya kita memasukan parameter kiwing dan hanging,” kata Iswanto dalam webinar Fleet Management and Maintenance Resilience in Mining Industry, Rabu (16/11).
Menurut dia, sistem ini sudah menjadi aturan baku yang ditetapkan pemerintah sehingga perusahaan mau tidak mau harus menerapkan fleet management system ini. Meskipun pada awalnya tujuan fleet management ini hanya untuk memenej distribusi truk ke stockpile.
“Fungsi fleet management sistem itu awalnya simpel hanya mengatur distribusi truk ke stockpile berdasarkan kapasitas masing-masing. Kemudian menampilkan data secara real time, data itu jadi terlihat, oh produksinya berapa, apa saja yang jadi hambatan,” imbuhnya.
“Ke depan kita tidak bisa lagi hanya bertolak di situ. Kita harus mengembangkan dari fleet management system itu dari data-data,” jelasnya.
Vice President Perawatan Alat Produksi dan Penunjang Tambang PT Bukit Asam (PTBA), Slamet Widodo menyampaikan bahwa Fleet management adalah bagian dari proses penggunaan teknologi digitalisasi di sektor pertambangan.
Kata dia, sistem ini digunakan untuk memonitor data real time kendaraan utama tambang seperti data lokasi, penugasan operator, status kendaraan dan lain-lain.
“Fleet management system ini adalah satu cara bagaimana kita mengelola aktivitas operasi penambangan untuk membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan safety. Yang penting safetying juga,” ungkapnya.
mengandalkan sistem ini, PTBA, lanjut Widodo, juga menggunakan program buatan sendiri yaitu Equipment Health Analysis (EHA). Aplikasi ini digunakan untuk melengkapi fleet management system dengan fitur yang lebih teknis.
“Kami membangun juga program yang dibikin oleh teman-teman kita sendiri yaitu EHA, jadi nanti ada kombinasi. EHA adalah pelengkap untuk mengadopsi beberapa error yang ditimbulkan fleet management system,” bebernya.
CTO Barito Technologies, Philipus Martin menyebut bahwa manajemen aset dan rantai suplai sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko, mengatasi tantangan dan dinamika yang ada untuk mencapai tujuan bisnis yaitu memiliki operasi yang produktif dengan biaya yang efisien.
“Pada saat melakukan pengiriman memakai truk atau tongkang, itu ada juga tantangan yang nyambung. Jadi harus ada management dari sisi operator dan armadanya untuk memaksimalkan pengiriman serta ada tantangan-tantangan yang terdapat dari medannya,” papar Martin.
Menurut dia, di samping mengelola aset dengan sistem fleet management system, perusahaan juga seyogyanya melakukan digitalisasi terhadap beberapa value chain, salah satunya dalam bidang pengadaan.
“Di pengadaan misalnya kita bisa membuat info curment untuk mempercepat proses daripada supplier dan menjaga performa mereka sehingga misalnya ada aset yang butuh pemeliharaan kita bisa menemukan suku cadang yang tepat waktu dan harganya juga oke,” tandasnya.
Untuk diketahui, dalam hal perawatan aset operasional pertambangan, saat ini dikenal prinsip tentang ketangguhan perawatan atau maintenance resilience. Ketangguhan di sini berarti suatu perusahaan dapat merespon berbagai kondisi yang serba tidak terprediksi dan tidak pasti.
Sebagai informasi, diskusi daring ini diselenggarakan oleh PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) dan Majalah TAMBANG. EMLI merupakan usaha hilir, bahan kimia, dan bahan bakar ExxonMobil di Indonesia.