Gelar TPT Ke-31 Di Kendari, PERHAPI Dorong Hilirisasi Minerba Untuk Ketahanan Energi Dan Industri Nasional
Kendari,TAMBANG,Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) kembali menggelar Temu Profesi Tahunan (TPT). Kegiatan tahunan yang dilaksanakan untuk ke-31 kalinya ini digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Tema yang diangkat dalam TPT kali ini adalah Optimalisasi, Konservasi dan Hilirisasi Mineral dan Batubara Untuk Ketahanan Energi dan Industri Nasional.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum PERHAPI Rizal Kasli mengatakan Kendari dan Propinsi Sulawesi Tenggara sudah terkenal hingga ke seluruh dunia. Daerah ini merupakan daerah dengan cadangan nikel dan produsen nikel terbesar. “Propinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah penghasil nikel terbesar Indonesia. Di daerah ini ada 170 IUP Operasi Produksi. Di daerah ini juga banyak industri dibangun untuk mengolah dan memurnikan nikel,”terang Rizal di Kendari, Selasa (25/10).
Kekayaan sumber daya nikel ini menjadi keunggulan Indonesia saat ini. Apalagi nikel telah menjadi salah satu bahan baku penting untuk kendaraan listrik. “Sayangnya hilirisasi yang sekarang berjalan masih menghasilkan produk antara. Perlu didorong agar hilirisasi mineral termasuk nikel lebih ke hilir dan menjadi produk manufaktur sehingga nilai tambah yang dihasilkan pun akan lebih besar,”tandas Rizal.
Rizal juga mengingatkan pelaku usaha pertambangan untuk memperhatikan aspek tata kelola pertambangan yang baik dan benar. “Sehingga kegiatan usaha pertambangan tidak hanya memberi manfaat bagi pelaku usaha tetapi juga bermanfaat untuk negara dan masyarakat juga lingkungan terjaga,”ungkapnya dihadapan anggota PERHAPI peserta TPT.
Sementara Ketua DPD PERHAPI Sulawesi Tenggara Burhanuddin mengawali sambutannya menyampaikan terima kasih pada Pemerintah Propinsi yang sejak awal telah mendukung kegiatan TPT. “Atas izin Gubernur kami, PERHAPI Sulawesi Tenggara siap menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ini di Kendari,”ungkapnya.
Burhanuddin yang kini juga menjabat Pjs Bupati Bombana menegaskan peran penting PERHAPI sebagai organisasi profesi baik di tingkat pusat maupun daerah. Oleh karenanya Ia mendorong Pemerintah untuk melibatkan PERHAPI dalam kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan usaha pertambangan. “Sebagai organisasi profesi, PERHAPI perlu dilibatkan secara penuh dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan usaha pertambangan. Saya yakin kalau PERHAPI dilibatkan dalam kegiatan pembinaan dan pengawasan berdampingan dengan Pemerintah Daerah, pengelolaan pertambangan di daerah bisa lebih baik dari sekarang.,”ungkap Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan meski potensi tambang di Sulawesi Tenggara cukup menjanjikan namun saat ini belum memberikan rasa bangga. “Karena masih ada kegiatan usaha pertambangan yang sifatnya masih sporadis, yang tidak berdampak positif bagi pembangunan daerah. Oleh karena itu mari para ahli pertambangan memikirkan agar dimana ada kegiatan pertambangan di sana ada kesejahteraan masyarakat,”imbuhnya.
Ia pun menambahkan,“Barang tambang itu merupakan anugerah Tuhan sehingga harus dikelola dengan prinsip untuk sebesar-besarnya kemaslahatan orang banyak,”.
Hadir dalam seeremoni pembukaan, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi,SH. Di kesempatan ini, Ia menyampaikan terima kasih karena telah memilih Sulawesi Tenggara sebagai lokasi pelaksanaan TPT ke-31. “Terima kasih karena sudah memilih Kendari sebagai lokasi kegiatan TPT. Saya berharap karena ini yang hadir adalah para ahli di sektor pertambangan maka pertemuan ini menghasilkan rekomendasi yang luar biasa untuk perbaikan tata kelola pertambangan ke depan,”tandasnya.
Ali mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara menyimpan potensi sumber daya alam berbasis tambang yang luar biasa. Selain nikel juga ada aspal yang belum dikelola dengan baik. “Semua potensi ini harus dikelola dengan baik karena jika tidak demikian malah akan menimbulkan kehancuran,”ungkapnya mengingatkan.
Gubernur Ali juga mengingatkan bahwa kegiatan peningkatan nilai tambah yang dijalankan selama ini belum diarahkan untuk pengembangan wilayah. “Selama ini kegiatan peningkatan nilai tambah belum memberi dampak pada pengembangan wilayah atau daerah baru. Belum banyak berdampak pada pertumbuhan ekonomi wilayah. Daerah belum mendapat manfaat yang optimal dari kehadiran kegiatan peningkatan nilai tambah. Oleh karenanya salah satu yang didorong adalah kegiatan peningkatan nilai tambah harus dilakukan di daerah penghasil,”katanya.
Sementara Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Pertambangan, Irwandy Arif dalam paparannya menyampaikan potensi pertambangan Indonesia. Ia juga menjelaskan tentang hilirisasi produk tambang dari beberapa komoditi tambang baik yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan. Mantan Ketua Umum PERHAPI ini juga menyampaikan sejumlah potensi dan tantangan bagi Indonesia dalam mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari produk tambang.
Salah satu yang menurut Irwandy penting dilakukan adalah pengintegrasian rantai pasok antara tambang ke smelter serta pengintegrasian industri pengguna bahan galian tambang. “Juga pengembangan industri lanjutan dan aplikatif dari hasil pengolahan dan atau pemurnian mineral, kemudian peningkatan penyerapan produk dalam negeri dan tata niaga,”tandas Irwandy yang kali ini hadir mewakili Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Ia menjelaskan bahwa masih ada banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh para ahli untuk mengisi kekosongan Industri hilirisasi di Indonesia. “Diharapkan ke depan Indonesia dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi industri hilir mineral dan batu bara untuk menunjang ketahanan energi dan mendukung industri nasional,”pungkasnya.
Peserta TPT PERHAPI ke-33 Di Kendari, Sulawesi Tenggara
Sebelumnya pada awal seremoni pembukaan, Ketua Panitia TPT Perhapi ke-33 di Kendari, Ahmad Faisal laporan singkat terkait kegiatan TPT kali ini. Ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas semua dukungan sehingga kegiatan ini berjalan sukses. Dalam TPT kali ini ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan baik Pra TPT berupa jalan sehat, Rapar Koordinasi Daerah, kunjungan Forkopindo ke Pomalaa dan Wokshop RPM Global. Kemudian Kegiatan TPT yang dilaksanakan selama 2 hari yang berisi Acara Pembukaan, Pleno dan diskusi interaktif, Miners Night, CEO Talk, penyajian makalah dan Rapat Anggota Tahunan.