Harga Timah Menguat, Laba Bersih TINS Di Paruh Pertama 2022 Naik 301 Persen
Jakarta,TAMBANG,- Kinerja moncer PT Timah,Tbk (TINS) masih berlanjut hingga paruh pertama tahun ini. Pulihnya ekonomi global pasca meredanya Covid‐19 menjadi sentimen positif bagi pasar timah global. Sehingga berdampak positif pada kinerja finansial TINS periode enam bulan pertama tahun 2022. Dalam periode ini, TINS berhasil membukukan laba sebesar Rp1.082 miliar atau naik 301% dibandingkan enam bulan pertama tahun 2021.
Di paruh pertama tahun ini, produsen timah terbesar kedua dunia ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp7.479 miliar. Ini berarti naik 27% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di paruh pertama 2021, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5.870 miliar. Sementara laba operasi tercatat naik 127% menjadi Rp1.427 miliar sementara periode sama tahun lalu laba operasi perusahaan tercatat sebesar Rp630 miliar. Dari sana kemudian Perusahaan berhasil membukukan laba bersih Rp1.082 miliar atau naik 30% dari periode yang sama tahun lalu dimana laba bersih paruh peruh pertama tahun lalu sebesar Rp270 miliar.
Dijelaskan juga bahwa meningkatnya laba bersih didukung karena ciamiknya performa harga jual logam timah selama paruh pertama, dengan rerata harga 41.110 USD/Mton. Selain itu membaiknya profitabilitas Perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 82% menjadi Rp1,9 triliun. Paruh pertama tahun lalu tercatatat Rp1 triliun.
Kemudian posisi nilai aset Perseroan pada kuartal II‐2022 tercatat sebesar sebesar Rp14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp7,3 triliun atau turun 13% dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 12% menjadi Rp7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.
Kemudian Posisi kas dan setara kas Perseroan naik 51% menjadi Rp1,9 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,3 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi pada 6M22 turun signifikan menjadi Rp3,6 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.
Indikasi baiknya performa finansial Perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 43%, Current Ratio sebesar 157%, Gross Profit Margin sebesar 26%, Net Profit Margin sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 25%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 52%. “Untuk menjaga pertumbuhan kinerja, TINS memacu kinerja Anak Usaha. Kontribusi Anak Usaha PT Timah, Tbk yang semula hanya 5%‐10%, maka pada tahun 2022 kontribusi tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28% terhadap laba bersih perusahaan”, terang
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Tbk, Fina Eliani.
Sementara dari sisi operasional, produksi bijih timah pada enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar 9.901 ton. Dibandingkan kinerja periode yang sama tahun lalu turun 14% dimana di setengah tahun 2021, eksportir terbesar dunia ini mencatat produksi bijih timah sebesar 11.457 ton. Dari jumlah tersebut 39% atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61% atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut.
Sementara Produksi logam timah di setengah tahun ini tercatat turun sebesar 26% menjadi 8.805 Mton dibanding periode yang sama 2021 yang tercatat sebesar 11.915 Mton. Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 Mton atau turun sebesar 21% dibandingkan periode 6M21 sebesar 12.523 Mton. Kinerja operasional yang turun ini dapat disubstitusi dengan kenaikan harga. Harga jual rerata logam timah pada 6M22 sebesar USD41.110 per Mton atau naik signifikan 48% dibandingkan 6M21 sebesar USD 27.858 per Mton.