Hari Ini, Forum Wartawan ESDM Gelar Diskusi •

“Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih atau Hambar?”

Jakarta, – Seiring dengan semangat untuk memberitakan isu energi di tengah arus transisi energi yang terjadi saat ini, Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengundang sejumlah narasumber mumpuni untuk berdiskusi tentang prospek energi ke depan. Ada beberapa hal menarik untuk dijadikan sebagai fokus pembahasan terkait bisnis energi di tahun depan.

Acara diskusi yang digelar Forum Wartawan ESDM ini sejalan dengan peringatan Hari Pertambangan dan Energi (HPE) ke-78 tahun 2023, yang diperingati setiap tanggal 28 September. Diskusi dengan tema “Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih atau Hambar?” ini akan diselenggarakan secara hybrid, Rabu pagi (25/10). Jalannya diskusi juga bisa diliat secara langsung (live) di Channel YouTube Oksmedia.

“Kegiatan ini merupakan upaya nyata merawat optimisme sekaligus menentukan langkah dan strategi dalam mengakselerasi bisnis. Sehingga, industri energi berikut subsektor terkait mampu berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2024,” ungkap Ketua Forum Wartawan ESDM, Sigit Nugroho, Rabu (25/10).

Sigit memaparkan, diskusi ini akan dibuka oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Tutuka Ariadji mewakili Menteri ESDM. Kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh Director Health Of Safety & Environment PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nikel), Tonny Gultom; Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia, Mamit Setiawan; Division Head Corporate Planning PT PGN Tbk, Heru Indriatno; Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi; dan Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (Aspebindo), Anggawira.

“Tidak ada seorangpun bisa meramalkan secara pasti apa yang akan terjadi dalam bidang energi, namun di tahun 2024 setidaknya terdapat beberapa hal menarik untuk dijadikan sebagai fokus pembahasan,” ucapnya.

Menurut Sigit, ada lima hal menarik yang bisa dijadikan fokus pembahasan tentang prospek energi di tahun 2024. Utamanya di bidang energi terbarukan.

Pertama, penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan geothermal akan terus meningkat di seluruh dunia. Hal ini didorong oleh penurunan biaya teknologi energi terbarukan serta peningkatan kesadaran tentang dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Kedua, regulasi dan kebijakan energi yang lebih ketat. Ada kemungkinan Pemerintah dan lembaga-lembaga internasional akan memperketat regulasi dan kebijakan terkait energi di tahun 2024. Hal ini dapat berdampak pada industri energi secara keseluruhan, termasuk penggunaan bahan bakar fosil dan pengembangan energi terbarukan.

Ketiga, peningkatan investasi di sektor energi terbarukan. Seiring dengan peningkatan penggunaan energi terbarukan, diperkirakan akan terjadi peningkatan investasi di sektor ini. Hal ini dapat mencakup investasi di bidang teknologi energi terbarukan, pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mendistribusikan energi terbarukan, dan sektor lainnya yang terkait dengan energi terbarukan.

Keempat, peran teknologi dalam mempercepat peralihan ke energi terbarukan. Teknologi dapat memainkan peran penting dalam mempercepat peralihan ke energi terbarukan. Contohnya, penggunaan teknologi grid yang lebih cerdas dan efisien, pengembangan baterai dan sistem penyimpanan energi yang lebih murah dan efisien, serta penggunaan teknologi blockchain untuk memfasilitasi perdagangan energi terbarukan.

Kelima, peningkatan akses terhadap energi di negara berkembang. Meskipun banyak negara berkembang sudah mulai mengadopsi teknologi energi terbarukan, masih banyak yang mengalami kendala dalam memperoleh akses terhadap energi yang cukup dan terjangkau. Oleh karena itu, diharapkan ada upaya untuk meningkatkan akses terhadap energi di negara-negara berkembang di tahun 2024 dan selanjutnya.

“Setiap negara memiliki sistem berbeda sesuai dengan hasil pemilihan umum yang mempengaruhi komposisi pemerintahan di masa depan. Oleh karena itu, siapa pun yang menjadi Menteri ESDM pada tahun 2024 akan sangat tergantung pada konteks politik dan kebijakan negara pada saat itu,” ujar Sigit.