Hingga September 2024, 12 dari 15 Proyek Hulu Migas Onstream •

Jakarta, – SKK Migas mencatat sebanyak 12 proyek hulu migas sudah onstream sampai bulan September atau triwulan 3 tahun 2024 ini. Potensi tambahan dan mempertahankan produksi dari 12 proyek tersebut mencapai 36.237 barel oil per day (BOPD), 300 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 192 metrik ton/day (MTD) LPG. Capaian ini adalah 80 persen dari target 15 proyek yang bakal onstream hingga akhir tahun 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan proyek-proyek hulu migas tahun 2024 telah mencapai hasil yang diharapkan. Saat ini, SKK Migas dan KKKS terus melakukan koordinasi yang intensif untuk memastikan tiga proyek yang tersisa bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2024.

“Kami berharap dapat mengoptimalkan sisa waktu yang ada, agar proyek yang tersisa dapat onstream lebih cepat, karena mayoritas proyek yang belum onstream produksinya adalah minyak, seperti proyek Forel Bronang yang berpotensi memberikan tambahan produksi 10.000 BOPD,” ungkap Hudi, Senin (28/10).

Ketiga proyek yang akan segera onstream tersebut adalah Proyek Forel Bronang Medco Natuna dengan kapasitas produksi minyak sebesar 10.000 BOPD dan gas 43 MMSCFD, proyek minyak SP Puspa Asri Pertamina EP dengan kapasitas 600 BOPD, serta proyek kompresor Merbau Pertamina EP dengan kapasitas 8 MMSCFD.

Sementara proyek yang menghasilkan minyak yang sudah onstream lain adalah OPL Main PHE ONWJ dengan kapasitas 1.893 BOPD, Flowline ASDJ-116X PHE Ogan Kemering dengan kapasitas 94 BOPD dan Banyu Urip Infill Clastic Exxon Mobile Cepu Ltd dengan kapasitas 33.000 BOPD.

Untuk  proyek gas, Peciko 88, SWG dan Bekapai Artificial Lift Pertamina Hulu Mahakam dengan kapasitas 36 MMSCFD, proyek AFCP dengan kapasitas 117 MMSCFD, Dayung Facility Optimization Medco Grissik kapasitas sebesar 40 MMSCFD, Fasilitas Kompresor South Sembakung kapasitas 22 MMSCFD, Proyek CO2 dan DHU Lapangan Karang Baru Pertamina EP dengan kapasitas 5 MMSCFD.

Selain itu ada dua proyek yang menghasilkan minyak dan gas yaitu Akatara Gas Plant Jadestone Energy dengan kapasitas gas 25 MMSCFD dan minyak 1.100 BOPD serta produksi LPG sebesar 192 MT/D. Kemudian proyek west belut Medco Natuna dengan kapasitas gas 55 MMSCFD dan minyak 150 BOPD.

“Sehingga 12 proyek tersebut memberikan tambahan atau mempertahkan fasilitas produksi minyak sebesar 36.237 BOPD dan gas sebesar 300 MMSCFD dengan total investasi US$ 277,4 juta atau sekitar Rp 4,36 triliun,” jelas Hudi.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa saat ini, Kepala Divisi Manajemen Proyek dan jajarannya hampir tiap minggu berkantor di lapangan. Ini adalah upaya untuk melakukan pengawasan dan koordinasi serta pengambilan keputusan yang cepat dilapangan.

“Ini juga bentuk change mindset di industri hulu migas yang terus meningkatkan sense of crisis dan sense of urgency dalam menindaklanjuti arahan Presiden dan Menteri ESDM  untuk melakukan berbagai cara agar produksi minyak tidak turun serta terus mencari peluang untuk dapat meningkatkan produksi LPG dari sektor hulu migas, untuk mengurangi impor LPG,” ujar Hudi.