Hutan Lestari, Pemanfaatan Hutan untuk Komoditas Pangan  •

KUPS Margo Rukun Bestari di Ulubelu, Tanggamus, Lampung, berhasil memproduksi kopi ramah lingkungan, madu, pupuk organik, dan bibit tanaman produktif.

Jakarta, – PT Pertamina (Persero) mendukung pemanfaatan ekosistem hutan secara produktif dan berkelanjutan melalui program Hutan Lestari. Hingga tahun 2024, program ini telah memiliki 337 program penanaman pohon, dengan akumulasi luas lahan terkelola hingga 891 hektar.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan Pertamina melakukan kolaborasi strategis dalam pelaksanaan program Hutan Lestari. Salah satunya dengan Kementerian Kehutanan, melalui program Perhutanan Sosial yang memberikan pendampingan intensif kepada 13 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di berbagai wilayah Indonesia.

“Program Perhutanan Sosial ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dan pelestarian lingkungan. Tidak hanya itu, program ini juga didorong untuk mendukung program pangan yang menjadi perhatian pemerintah,” ujar Fadjar, Sabtu (28/12).

Menurutnya, program ini mendukung program Asta Cita Pemerintah dalam hal swasembada pangan. Di mana 12 Perhutanan Sosial tersebut berfokus pada produksi dan penguatan komoditas pangan, seperti padi, buah-buahan (nanas, kelengkeng, sirsak, buah naga, durian, mangga, rambutan, alpukat, pisang, pinang, dan kelapa), produk olahan laut, minyak kelapa, madu, gula semut, pala, hingga kopi. Malahan sebagian komoditas tersebut termasuk dalam 12 Komoditas Pangan Strategis Nasional, yaitu beras, gula, minyak kelapa, dan ikan.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Program Hutan Lestari telah berhasil menanam lebih dari 8 juta pohon produktif dan mangrove serta telah membina masyarakat sekitar agar dapat menyejahterakan komunitas dari sisi ekonomi, dengan peningkatan pendapatan kelompok hingga 3 miliar rupiah per tahun kepada 4.783 jiwa.

Lebih lanjut, Fadjar menyampaikan bahwa melalui program Perhutanan Sosial, KUPS diharapkan mampu memaksimalkan lahan hutan untuk meningkatkan produktivitas pangan. Salah satu contoh nyatanya adalah KUPS Margo Rukun Bestari di Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung yang berhasil memproduksi kopi ramah lingkungan, madu, pupuk organik, dan bibit tanaman produktif.

“Produksi ini tidak hanya mendukung kebutuhan pangan lokal, tetapi juga memperluas akses pasar dengan produk seperti Kopi Beloe yang kini tersedia secara komersial,” jelasnya.

Pendampingan yang dilakukan Pertamina mencakup pelatihan teknis, akses pendanaan, serta penguatan kelembagaan bagi KUPS. Sistem tata kelola berbasis masyarakat ini memungkinkan kelompok tani untuk membentuk usaha produktif secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu inovasi penting adalah integrasi teknologi ramah lingkungan dalam setiap tahap produksi, mulai dari pembibitan hingga pemasaran.

Wastoyo, salah satu penerima manfaat dari Program Perhutanan Sosial Margo Rukun Bestari, mengatakan banyak hal positif yang didapat masyarakat dari adanya program Perhutanan Sosial seluas 40 hektar dengan  melibatkan 10 kelompok petani hutan ini.

Saat ini, KUPS Margo Rukun Bestari bisa melakukan pembibitan pohon produktif sebanyak 190 ribu pohon serta pengolahan pupuk organik dari bahan baku kulit kopi dengan jumlah 70 ton per tahun. Sementara omset penghasilan mencapai Rp 1,5 miliar per  tahun

“Kami sangat bersyukur dengan mengelola usaha pelestarian lingkungan ini kami semua mendapatkan berkah.“ ujar Wastoyo yang juga merupakan Local Hero Program Perhutanan Sosial Margo Rukun Bestari.