Indonesia Incar Pertumbuhan Ekonomi 5% pada Q2 2024 Di Tengah Kuatnya Belanja Rumah Tangga
Jakarta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2024 sebesar 5 persen, berdasarkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada akhir tahun 2024 diperkirakan berkisar antara 5 persen hingga 5,2 persen.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kinerja ekspor diperkirakan membaik pada triwulan II 2024, khususnya pada sektor manufaktur dan pertambangan. Selain itu, mitra dagang utama India mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Ia menambahkan, aktivitas perekonomian dalam negeri diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024.
Pemerintah juga akan mengoptimalkan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dengan fokus pada belanja pemerintah untuk menjaga stabilitas harga yang sangat penting bagi daya beli masyarakat.
“Kami juga akan terus melanjutkan program perlindungan sosial, khususnya bagi masyarakat rentan, agar dampaknya terhadap daya beli dan konsumsi tetap terjaga,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini saat konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.
Pada November 2024, pelaksanaan Pilkada serentak diharapkan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Sri Mulyani juga optimis terhadap penguatan rupiah didukung oleh imbal hasil yang menarik dan inflasi yang rendah sebesar 2,13% pada Juli 2024
“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat,” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.
Per 26 Juli, rupiah menguat sebesar 0,52% year to date (MTD) dibandingkan akhir Juni 2024. Namun melemah sebesar 5,48 persen year to date (YTD) sejak akhir Desember 2023, mencerminkan kondisi global. .
Meski begitu, depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang Asia Pasifik lainnya. Misalnya, won Korea Selatan telah turun sebesar 6,93 persen YTD, dan yen Jepang sebesar 8,27 persen.
BI: The Fed Kemungkinan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat dari Perkiraan
Bank Indonesia (BI) memperkirakan Bank Sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) lebih cepat, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian AS dan global.
“Arah Fed Funds Rate kemungkinan besar akan lebih cepat, dan tentunya US Treasury Note juga akan turun lebih cepat,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Sebelumnya, BI memperkirakan Fed Funds Rate akan turun pada Desember 2024. Dengan perkembangan terkini, Fed Funds Rate kini diperkirakan akan turun pada September 2024. Prediksi tersebut juga didasarkan pada kondisi suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE), yang sudah mulai menurunkan suku bunga acuannya.
“Bank sentral AS belum melakukan penyesuaian. Oleh karena itu, kita perlu melihat dampaknya terhadap suku bunga global, khususnya imbal hasil obligasi pemerintah AS,” jelas Perry.
Tag: Kata Kunci:

