Ini Beberapa Proyek Ekspansi AMMAN

Jakarta,Berita,- Dalam beberapa tahun ke depan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN,AMMAN) punya beberapa proyek ekspansi. Pertama Perluasan Fasilitas Pengolahan dan Pembangkit Listrik. AMMAN tengah memperluas pabrik pengolahan untuk meningkatkan kapasitas hingga 80-85 juta ton per tahun (Mtpa). Ini berarti lebih dari dua kali lipat kapasitas saat ini. Hal ini dibutuhkan untuk memproses pasokan bijih dari Fase 8 Batu Hijau dan Elang di masa depan, yang diperlukan untuk memenuhi permintaan akan produk yang terus meningkat.

“Pada saat yang sama, kami sedang membangun fasilitas PLTGU dengan kapasitas 450 MW dan fasilitas LNG pendukungnya. Komitmen kami untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan tetap menjadi prioritas utama,”terang Presiden Direktur AMMAN Alexander Ramli.

Sementara itu, AMMAN juga sedang membangun fasilitas smelter tembaga dan PMR dengan total kapasitas input sebesar
900.000 metrik ton per tahun (“tpa”) konsentrat. Konsetrat yang akan diolah berasal dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan.

“Produksi smelter adalah katoda tembaga yang akan mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun (“Ktpa”). Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga, sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.

Pada bulan Mei 2023, proyek smelter dan PMR kami masing-masing telah mencapai 58,5% dan 59,8% dari target penyelesaian, dengan penyelesaian mekanis ditargetkan pada bulan Mei 2024. Ketika proyek smelter selesai, manajemen berharap mendapat manfaat dari penghematan pajak, bea keluar yang lebih rendah, dan royalti yang lebih rendah.

Pembangunan proyek smelter ini sejalan dengan agenda strategis Pemerintah Indonesia untuk hilirisasi industri. Prospek Perusahaan “Kami berharap untuk kembali ke kinerja keuangan yang lebih kuat pasca H1/2023 yang penuh tantangan
dan tetap berada di jalur yang tepat untuk menghasilkan kinerja H2/2023 yang lebih kuat dan mencapai target FY2023.

Dari sisi operasional di targetkan pada 2023, produksi konsentrat 610.000 metrik ton kering. Dari sana akan menghasilkan produksi tembaga sebesar 337 mlbs (juta pon) dan produksi emas 529 koz (kilo ons). Kemajuan pembangunan smelter >70% pada akhir Desember 2023.

Sementara Belanja modal berkelanjutan (termasuk belanja modal satu kali) dipatok sebesar US$332 juta. Untuk smelter & PMR dialokasikan US$365 juta. Kemudian ekspansi pabrik pengolahan US$469 juta, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap dan Fasilitas LNG senilai US$226 juta. Kemudian C1 cash cost US$(1,51) per pon dan Adjusted C1cost US$(0,80) per pon.

“Setelah menerima izin ekspor, kami segera melanjutkan penjualan konsentrat dari inventaris kami dan menyelesaikan pengapalan pertama kami pada bulan Juli 2023. Untuk target FY2023, kami menetapkan target produksi 610,000 metrik ton kering konsentrat. Pembangunan smelter diperkirakan akan terus berjalan sesuai jadwal, dengan target penyelesaian sebesar 70% pada bulan Desember 2023,”lanjut Alexander.

Setelah penyelesaian mekanis smelter pada bulan Mei 2024 (jika tidak ada force majeure), perusahaan akan fokus pada komisioning smelter dan memulai produksi katoda tembaga pertama sekitar 4-5 bulan kemudian. Panduan target ini mewakili harapan yang dirilis pada tanggal siaran pers ini disebarkan dan mungkin dapat berubah.