Ini Rencana PIS untuk Tekan Emisi di Masa Depan •

Direktur Manajemen Armada PIS, M. Irfan Zainul Fikri (kedua dari kiri), bersama para pembicara di salah satu sesi forum internasional Shipbuilding, Machinery and Marine (SMM) di Hamburg, Jerman, awal September 2024 lalu.

Jakarta, – Bisnis berkelanjutan dengan emisi karbon rendah menjadi urgensi bagi entitas di seluruh dunia. Seperti yang dipaparkan PT Pertamina International Shipping (PIS) dalam rencana bisnis jangka pendek dan jangka panjangnya. Mulai dari pemanfaatan energi alternatif seperti biofuel hingga kesiapan dalam pengembangan bisnis pengangkutan dan penyimpanan karbon.

Rencana tersebut dipaparkan Direktur Manajemen Armada PIS, M. Irfan Zainul Fikri, ketika tampil sebagai salah satu pembicara di forum internasional yang membahas industri maritim, yakni Shipbuilding, Machinery and Marine (SMM) yang digelar di Hamburg, Jerman, awal September 2024 lalu.

Di hadapan para perwakilan industri maritim dunia, Irfan menyampaikan bahwa PIS tengah bertransformasi menjadi perusahaan modern dengan operasional dan model bisnis yang ramah lingkungan. PIS telah memasang target menekan 30 persen total emisi karbon pada tahun 2030 nanti.

“Strategi kami melibatkan investasi pada pengembangan dan adopsi bahan bakar rendah emisi seperti biofuel, LNG, amonia, dan metanol, untuk mengoperasikan armada kami,” jelasnya.

Sejumlah armada kapal PIS, khususnya yang beroperasi di domestik, telah menggunakan biofuel sebagai bahan bakar, yang didukung oleh infrastruktur biofuel Pertamina. Sementara kapal-kapal baru yang akan datang tengah disiapkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif rendah karbon.

Seperti MR Tankers, yang mengimplementasikan teknologi dual-fuel-ready LNG dan Handysize LPG dengan teknologi dual-fuel-ready amonia. Belum lagi kehadiran armada Very Large Gas Carrier (VLGC) yang berbahan bakar dual-fuel-ready amonia. Tak hanya itu, PIS juga sedang menjajal sumber energi baru seperti baterai listrik dan hidrogen di masa depan.

Selain armada green ships, bahan bakar alternatif dan green terminal, PIS mulai merambah bisnis carbon capture storage (CCS)/carbon capture utilize storage (CCUS). Potensi bisnis dari sektor ini merentang mulai dari pengantaran, penyimpanan, injeksi, hingga infrastruktur terminal karbon. Untuk memasuki bisnis tersebut, PIS bersiap dengan investasi pada kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal.

Seluruh strategi ini merupakan wujud keseriusan PIS sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara untuk memimpin upaya dekarbonisasi, selaras dengan tujuan International Maritime Organization (IMO) dan komitmen Pertamina mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Guna mewujudkan komitmen tersebut, PIS menargetkan menurunkan 30 persen dari total emisi karbon dalam operasional perusahaan di akhir tahun 2030.