Ini Upaya Strategis PGN dalam Pengelolaan Gas Bumi •

PGN hadir dalam Public Expose Festival 2023 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia, Rabu (29/11).

Jakarta, – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina, memaparkan pencapaian dan perkembangan terkini perusahaan sampai dengan Triwulan III – 2023 dalam acara  Public Expose Festival 2023 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/11). Acara ini diselenggarakan secara daring melalui berbagai kanal dan dihadiri berbagai kalangan investor, media dan publik.

Menjelang akhir tahun 2023, kebijakan strategis yang ditempuh PGN adalah secara konsisten menambah portofolio pelanggan baru untuk mencapai target volume pengelolaan gas bumi. Upaya diversifikasi usaha ini didorong melalui peran anak perusahaan sehingga target pertumbuhan pendapatan konsolidasi dapat diperoleh melalui bisnis lain.

Selanjutnya, PGN melakukan pengelolaan biaya secara optimal dilakukan, namun tanpa mengurangi aspek keamanan dan kehandalan kegiatan usaha. Selain itu, PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang handal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.

“PGN menjalankan Customer Acquisition guna mencapai penambahan pengelolaan volume gas bumi melalui penambahan pelanggan baru, penyediaan infrastruktur gas beyond pipeline (LNG & CNG retail) dan perluasan jargas rumah tangga untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi. Sedangkan diversifikasi bisnis dikembangkan oleh anak perusahaan melalui pengembangan LNG Arun, proyek biomethane, dan optimasi wilayah kerja migas Pangkah,” papar Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko.

Terkait pencapaian operasional, pengaliran gas bumi di bisnis transmisi sebesar 1.444 MMSCFD, tumbuh 8 persen. Hal ini dikarenakan mengalirnya gas di Pipa Transmisi Gresik-Semarang. Volume niaga gas bumi juga bertumbuh 5 persen, menjadi 935 BBTUD, di mana jumlah pelanggan mencapai lebih dari 839 ribu dengan volume terbesarnya dari pembangkit listrik, industri kimia, keramik, makanan dan pupuk.

Menurut Arief, salah satu sebab peningkatan volume niaga karena rerata harga gas yang dijual PGN sangat kompetitif dibandingkan bahan bakar lain seperti HSD (setara US$ 41,18 per MMBTU), LPG 12 kg (setara US$ 26,20 per MMBTU) atau MFO (setara US$ 33,74 per MMBTU).

Portofolio usaha lain oleh anak perusahaan yang mencapai pertumbuhan kinerja adalah transportasi minyak sebesar 42,9 MMBOE atau bertumbuh 400 persen, menyusul dimulainya penyaluran minyak melalui pipa Rokan. Kemudian pada regasifikasi LNG terdapat kenaikan 21 persen menjadi 158 BBTUD, karena adanya kenaikan permintaan di LNG Hub Arun.

“Atas kinerja operasional tersebut, maka pendapatan konsolidasi yang dibukukan PGN meningkat 2 persen atau tercatat US$ 2,69 miliar. Kontribusi terbesar diperoleh dari bisnis niaga dan transmisi gas bumi sebesar 78 persen dan selebihnya merupakan usaha hulu dan lainnya,” ungkap Arief.

Sementara posisi kas setara kas masih terlihat solid untuk kebutuhan investasi dan modal kerja perusahaan, di mana nilai yang dibukukan sebesar US$ 1,04 miliar. Angka ini mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya, karena upaya perusahaan memperbaiki struktur hutangnya melalui aksi korporasi pembelian kembali obligasinya.

“Posisi kas kami masih baik pasca buyback tahun ini dan didorong dari operating cashflow yang terjaga,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Fadjar Harianto Widodo.

Selanjutnya dalam belanja modal sudah terealisir US$ 132 juta dengan pemakaiannya 57 persen untuk usaha hilir beserta lainnya dan selebihnya untuk kebutuhan usaha di bidang hulu. Beberapa proyek yang menyerap pemakaian modal diantaranya adalah gasifikasi kilang minyak Pertamina melalui Pipa Gas Senipah–Balikpapan, jaringan gas kota (jargas) dan revitalisasi terminal LNG Arun.

Pipa Senipah–Balikpapan telah terpasang ±76 km dari target ±78 km. Proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGN di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinary Unit V Balikpapan. Pipa yang akan dibangun memiliki diameter 20 inch dan dimulai sejak tahun 2022.

Sebagai dukungan terhadap Pemerintah menjalankan proyek strategis nasional, pembangunan jargas yang dibiayai PGN telah dilaksanakan di 37 kota/kabupaten dengan berbagai moda transportasi. Pembangunan yang telah terselesaikan sebanyak 102.354 sambungan rumah.

Upaya revitalisasi aset Terminal LNG Arun dilaksanakan sehubungan upaya menangkap potensi pasar LNG Asia yang sangat menarik. Tangki yang tidak teroptimalkan akan dimodifikasi sehingga kapasitas dengan desain 127.000 m3 dapat beroperasi kembali ke depannya.

“Proyek ini sekarang dalam tahap mencari mitra kerja untuk pekerjaan EPC,” ungkap Fadjar.

PGN juga akan terus aktif berkontribusi dan memanfaatkan peluang pencapaian target Net Zero Emission melalui pengembangan biometana. Proyek ini merupakan upaya menjaga keberlanjutan bisnis gas bumi PGN yang memanfaatkan limbah sawit. Potensi permintaannya sejauh ini dapat mencapai ±5,2 MMSCFD. Sejauh ini proyek masih dalam proses penyusunan Front End Engineering Desain (FEED).