Karya Putra-Putri Bangsa, Presiden Prabowo Resmikan 26 Pembangkit EBT • Petrominer

Presiden Prabowo Subianto meresmikan operasional PLTA Jatigede dengan kapasitas 2×55 MW, Senin (20/1).

Sumedang, Petrominer – Presiden Prabowo Subianto, didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, meresmikan sejumlah proyek strategis di bidang ketenagalistrikan. Proyek-proyek kelistrikan dengan total kapasitas lebih dari 3,2 Gigawatt (GW) ini mampu melistriki ratusan ribu rumah dan menurunkan emisi hingga lebih dari 1 juta ton CO2 per tahun.

Acara peresmian tersebut dipusatkan di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1).

Dalam arahannya, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa proyek-proyek kelistrikan yang diresmikan tersebut adalah hasil kerja dari putra-putri Indonesia. Dengan begitu, Presiden meyakini Indonesia akan mencapai swasembada energi dalam waktu dekat.

Sementara Bahlil menyampaikan, dari total 3,2 GW pembangkit yang diresmikan, sebagian besar atau 89 persen bersumber dari energi bersih, yakni gabungan dari energi terbarukan dan gas. Pembangunan pembangkit energi bersih tersebut dilakukan sebagai upaya transisi energi.

“Dari total 3,2 gigawat tersebut 89 persen itu adalah energi bersih. Ini adalah gabungan antara gas kemudian energi terbarukan. Kenapa ini kita lakukan secara terus menerus? Karena ini dalam rangka menerjemahkan apa yang menjadi komitmen Pak Presiden baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk Indonesia melakukan transisi energi dari energi fosil PLTU kepada energi baru terbarukan,” ungkapnya.

Bagi pemerintah, proyek strategis ketenagalistrikan yang diresmikan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mempercepat penyelesaian infrastruktur energi, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya berkelanjutan.

PLTA Jatigede

Salah satu proyek kelistrikan yang diresmikan adalah PLTA Jatigede, yang dibangun di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Sebagai salah satu proyek unggulan dalam program percepatan infrastruktur energi, PLTA ini berkapasitas 110 MW (2×55 MW) dan mampu melistriki lebih dari 71.923 rumah, mengurangi emisi CO2 sebesar 415.800 ton pertahun, serta menyerap 485 orang tenaga kerja lokal.

Proyek lainnya adalah PLTA Asahan III berkapasitas 174 MW (2×87 MW) di hulu sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. PLTA ini ditargetkan dapat melistriki lebih dari 113.769 rumah dan mengurangi emisi CO2 sebanyak 688.610 ton per tahun.

Pembangunan proyek pembangkit energi bersih ini menyerap 1.952 orang pekerja lokal dan melibatkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) setempat. Proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional bagi Indonesia dalam pengembangan EBT dan menjadi proyek pembangunan PLTA tercepat.

Selain kedua PLTA terintegrasi tersebut, Presiden juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mendukung pemanfaatan 100 persen energi hijau di IKN. PLTS dengan kapasitas 50 MW Alternating Current (MWac) atau 72 Megawatt Peak (MWp) ini dilengkapi teknologi Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10,32 MWh.

PLTS ini dirancang untuk mendukung beban puncak Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkisar antara 7-10 MW, sehingga memastikan keberlanjutan pasokan energi bersih untuk wilayah IKN dan sistem interkoneksi Kalimantan. Dalam pembangunannya, PLTS IKN mampu menyerap 502 orang pekerja lokal dan melibatkan berbagai UMKM di sekitar lokasi proyek. PLTS IKN mampu menghasilkan 92,8 Gigawatt Hour (GWh) energi hijau pertahun dan mengurangi emisi CO2 hingga 44.000 ton pertahun.

Selain ketiga pembangkit listrik ini, diresmikan juga 23 pembangkit listrik berbasis EBT lainnya yang berlokasi di 18 provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu, Presiden juga meresmikan pembangunan 11 proyek transmisi 739,71 kms dan Gardu Induk sebesar 1.740 MVA.