Kolaborasi SKK Migas dan SINOPEC untuk Tingkatkan Produksi Migas •

SKK Migas mengajak BUMN asal China, SINOPEC, untuk berkolaborasi dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional.

Jakarta, – SKK Migas dan SINOPEC melakukan kolaborasi strategis untuk mendukung upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas). Kerja sama ini dituangkan dalam sebuah Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani kedua pihak, Selasa (13/9).

“Perjanjian ini menandai momen penting dalam perjalanan kolektif industri hulu migas Indonesia untuk merealisasikan target yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) produksi gas untuk mendukung ketahanan energi dan masa depan yang berkelanjutan,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.

Dwi menjelaskan potensi kolaborasi yang ada dalam MoU tersebut mencakup peluang kegiatan akuisisi/farm in blok eksplorasi/produksi, kolaborasi pada kegiatan peningkatan produktifitas sumur dan lapangan, program enhance oil recovery (EOR), migas non konvensional (MNK) dan kolaborasi dalam bidang CCS/CCUS.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa target peningkatan produksi migas adalah sangat penting bagi ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mencapainya memerlukan upaya gabungan, keahlian, dan inovasi dari SKK Migas dan SINOPEC. “Dengan bekerja sama, SKK Migas dan SINOPEC dapat memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk mengeksplorasi batas-batas baru, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan menerapkan teknologi mutakhir yang akan mendorong kemampuan produksi kami ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Dwi.

Kemitraan SKK Migas dan SINOPEC ini akan berfokus pada kegiatan hulu migas, yang mencakup eksplorasi, pengembangan, dan produksi hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional (MNK), termasuk didalamnya kerjasama dalam peningkatan  perolehan minyak (EOR/CEOR), di mana SINOPEC telah berhasil menerapkannya pada skala komersial. Kolaborasi ini merupakan kunci untuk membuka potensi energi Indonesia yang sangat besar, khususnya di bidang-bidang yang membutuhkan teknologi maju dan pendekatan inovatif.

Kolaborasi dengan SINOPEC ini juga mencakup inisiatif strategis dalam implementasi teknologi Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCS/CCUS). Ini tidak hanya penting untuk memaksimalkan ekstraksi sumber daya tetapi juga untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan global sekaligus mendukung tercapainya program nett zero emission (NZE) di tahun 2060.

Saat ini, Indonesia sedang mengembangkan 12 proyek EOR dengan perkiraan total cadangan sebesar 951 MMSTB. Proyek EOR Tahap I di lapangan Minas, Riau, telah mendapat persetujuan POD dan siap untuk dikembangkan. Proyek-proyek lain diharapkan akan segera menyusul.