Lapangan Ande Ande Lumut Segera Pompa 20 ribu BOPD •

Lokasi lapangan Ande-Ande Lumut di laut Natuna, Kepulauan Riau.

Jakarta, – Proyek pengembangan lapangan minyak Ande Ande Lumut di Wilayah Kerja Northwest Natuna memasuki tahapan Front End Engineering Design (FEED). Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN) telah melaksanakan koordinasi dengan SKK Migas untuk mendiskusikan rencana dan langkah strategis pengembangan setelah mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD) I Revisi pada Maret 2024 lalu.

CEO Prima Energy Northwest Natuna, Pieters Utomo, mengatakan koordinasi ini dilakukan seiring dengan potensi produksi minyak yang besar di lapangan AAL, yaitu sekitar 20.000 barel per hari (Barrel Oil Per Day/BOPD). Produksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target produksi minyak nasional.

“PENN akan segera memulai tahap Front End Engineering Design (FEED) setelah penunjukkan kontraktor. Penunjukkan kontraktor yang memenangkan tender tersebut telah melalui proses yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar Pieters, Rabu (13/11).

Setelah kegiatan FEED selesai, keputusan Final Investment Decision (FID) akan segera diambil oleh PENN, sehingga proyek fasilitas produksi pengembangan lapangan AAL dapat segera dikerjakan untuk memenuhi target produksi nasional.

Proyek fasilitas produksi lapangan AAL pada tahap awal meliputi Central Production Platform (CPP) dan pengadaan sewa Floating, Storage, and Offloading (FSO). Fasiltas CPP ini akan mencakup topside yang memiliki berat operasional sekitar 4.200 ton yang ditempatkan di atas jaket seberat 2.400 ton (dry lift weight) pada kedalaman air 75 meter di perairan laut Natuna Barat. Sementara FSO akan memiliki kapasitas penyimpanan sekitar 600.000 barel minyak mentah untuk menampung seluruh produksi, serta dihubungkan dengan CPP melalui sebuah Personnel Transfer Bridge (PTB).

“Lapangan minyak AAL memiliki karakteristik reservoir yang unconsolidated sand dan heavy oil, sehingga tahap pengembangan awal akan melakukan pengeboran sebanyak tujuh sumur produksi horizontal dari lapisan pasir Oligocene Upper Gabus G dan K. Target pemenuhan minimum kandungan lokal (TKDN) sebesar 52,4 persen,” jelas Pieters.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, mengatakan proyek pengembangan offshore lapangan AAL sangat strategis bagi upaya mendorong ketahanan energi nasional.

“Lapangan ini akan menghasilkan minyak dalam jumlah yang signifikan yaitu 20.000 barel minyak per hari sebagai langkah nyata SKK Migas dan PENN dalam mendorong peningkatan produksi minyak,” ujar Hudi.

Penemuan di lapangan AAL terjadi menyusul pemboran eksplorasi empat sumur. Sumur pertama AAL-1X dibor tahun 2000, diikuti sumur AAL-2X dan AAL-3X tahun 2006, serta 1 sumur appraisal AAL-4X dibor tahun 2016.

Dari hasil Drill Steam Tests (DST), didapatkan 1.220 BOPD minyak dengan 15° API di lapisan K sand dan 800 BOPD dengan 12° API di lapisan G sand. Lapangan minyak AAL memiliki perkiraan volume in place 214 MMSTB (K and G2 sand) dan diperkirakan dapat memproduksi minyak sebesar 42,7 MMSTB.