Lepas 30 Persen Saham, MUTU International Siap Masuk Bursa •

Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk., Arifin Lambaga (tengah), didampingi Direktur Keuangan, Sumarna (kiri), dan Direktur Operasional, Irham Budiman (kanan), berbincang setelah pelaksanaan Public Expose rencana IPO, Kamis (13/7).

Jakarta, – PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (kode saham: MUTU) berencana melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Surat izin Pra-Efektif dan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diterbitkan pada 11 Juli 2023 lalu.

Presiden Direktur MUTU International, Arifin Lambaga, mengatakan IPO merupakan salah satu langkah strategis yang diambil untuk menangkap peluang yang lebih besar di industri jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC). Apalagi, saat ini masih belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC di Indonesia.

“Konsumen bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa. Saat pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, industri TIC diyakini bakal semakin berkembang,” ujar Arifin dalam jumpa pers paparan publik IPO MUTU International, Kamis (13/7).

Melalui mekanisme IPO, MUTU International bakal melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Saham tersebut akan ditawarkan dalam rentang harga Rp 105-110 per lembar.

Dengan demikian, perusahaan ini diproyeksikan akan memperoleh dana segar Rp 99,00-103,71 miliar. Bersamaan dengan penawaran umum saham, Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I senilai Rp76,37 miliar dengan rasio 4 berbanding 1. Setiap pemegang empat saham baru akan memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp 324 selama periode 9 Februari 2024 – 8 Agustus 2025.

Dalam IPO ini, MUTU International menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Proses penawaran saham akan berlangsung pada 12-24 Juli 2023 mendatang, dan saham akan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Agustus 2023.

Menurut Arifin, sebanyak 66 persen dana hasil penawaran umum saham akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium eksisting maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi. Sementara 34 persen dana sisanya ditambah seluruh dana hasil pelaksanaan waran akan dialokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) guna menunjang bisnis, baik di pasar eksisting maupun pasar baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia.

“Kami melihat potensi yang baik untuk industri TIC baik di Indonesia maupun global. Nilai pasar TIC global tahun 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun, sedangkan nilai pasar Indonesia saat ini baru Rp 20 triliun. Oleh karenanya, kami optimistis industri TIC masih akan terus tumbuh secara eksponensial di masa mendatang seiring adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan juga peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi,” ujar Arifin.

Salah satu sektor unggulan yang menjadi kekuatan perusahaan ini adalah sumber daya alam dan green economy. Di sektor sumber daya alam, MUTU International berperan memperkuat nilai-nilai yang dimiliki oleh korporasi pengolahan seperti kelapa sawit, kayu, pangan dan lain-lain dengan memberikan sentuhan pengujian, inspeksi dan sertifikasi.

Saat ini, PT Jasa Mutu Mineral Indonesia (Jammin), salah satu anak usaha yang 99 persen sahamnya dimiliki MUTU International, merupakan satu dari sembilan lembaga TIC di bidang batubara dan nikel yang memiliki izin dari Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan.

Tingginya potensi usaha Jammin tergambar dari besarnya industri pertambangan batubara dan nikel Indonesia. Hingga tahun 2022, Indonesia merupakan negara penghasil batubara nomor tiga sekaligus penghasil nikel nomor satu di dunia.

Sementara untuk sektor green economy, MUTU International akan berfokus pada bursa karbon Indonesia yang baru akan diluncurkan September mendatang.