Lifting Minyak Belum Capai Target, SKK Migas Kumpulkan CEO KKKS •

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, saat memberikan arahan dalam pertemuan dengan para CEO KKKS di Jakarta, Rabu (16/10).

Jakarta, – SKK Migas mengumpulkan para CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas di Jakarta, Rabu (16/10) lalu. Pertemuan ini digelar untuk memastikan bahwa program yang telah ditetapkan dan disetujui SKK Migas bisa terlaksana sepenuhnya di sisa tahun 2024, sekaligus mencari terobosan dan langkah-langkah out of the box untuk mendorong peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas).

Dalam arahannya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan bahwa program dan dana yang sudah disetujui di work, program & budget (WP&B) 2024 harus bisa dilaksanakan secara optimal. Pasalnya, target produksi dan lifting migas dapat dicapai jika seluruh program di WP&B dilaksanakan.

“Bisa dan tidaknya meningkatkan lifting minyak dan gas akan terlihat apakah semua kegiatan-kegiatan utama yang berkontribusi dalam menambah produksi bisa dijalankan. Jika hingga sekarang ini pencapaian kegiatan pemboran sumur pengembangan, workover dan well service masih di bawah target, maka akan sulit untuk bisa meningkatkan produksi minyak dan gas,” ujar Dwi.

Untuk tahun 2024, SKK Migas dan KKKS telah menetapkan WP&B kegiatan pemboran sumur pengembangan, well service dan workover secara masif dan agresif. Hal ini terlihat dari target pemboran sumur pengembangan yang naik 17 persen, kegiatan workover ditargetkan meningkat 43 persen dan kegiatan well service ditargetkan meningkat 40 persen.

Dalam kesempatan itu, Dwi menyinggung permintaan Presiden yang tidak boleh lifting minyak turun seliter pun. Karena itulah, dia mengajak agar seluruh pimpinan KKKS memiliki sense of crisis & sense of urgency terkait situasi lifting minyak yang masih belum mencapai target.

Dwi juga mengajak para pimpinan KKKS untuk melakukan best effort dan kerja cerdas agar program-program yang sudah disetujui SKK Migas dalam WP&B 2024 bisa seoptimal mungkin dikerjakan hingga akhir tahun.

“Kita tahu bahwa tahun 2024 tinggal dua bulan dan sekian hari, tetapi hal ini bisa kita kompensasi dengan pelaksanaan kegiatan pemboran, well service dan workover dengan lebih baik, dari sisi proses, penggunaan teknologi, memperbanyak SDM yang dilibatkan, waktu kerja yang ditambah dan lainnya, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan bisa selesai lebih cepat dari pekerjaan di waktu normal,” ungkapnya.

Dwi memberikan apresiasi kepada KKKS yang hingga September 2024 telah menyelesaikan kegiatan sumur pengembangan, workover dan well service dengan jumlah lebih banyak dibandingkan capaian tahun lalu, yaitu kegiatan pemboran sumur pengembangan mencapai 109 persen, workover 120 persen dan well service 110 persen. Dia pun minta agar di sisa tahun ini kecepatan penyelesaian kegiatan ditingkatkan. Semua sumber daya yang ada dapat dioptimalkan agar diperoleh tambahan produksi minyak dan gas untuk dapat mendekatkan dengan target lifting yang telah ditetapkan.

Dalam pertemuan tersebut, beberapa CEO KKKS menyampaikan potensi-potensi penambahan produksi dari wilayah kerjanya yang dapat mendukung upaya peningkatan lifting. Mereka juga menyampaikan harapan agar hambatan di industri hulu migas bisa diselesaikan.

Hambatan yang sering ditemui antara lain terkait perizinan, AMDAL, tumpang tindih dengan lahan pertanian maupun kawasan hutan, kurangnya dukungan pemerintah daerah, serta infrastruktur gas yang harus terus dibangun agar dapat mengalirkan gas dari hulu ke pengguna gas.

Berdasarkan data di SKK Migas, hingga September 2024, kegiatan pemboran sumur pengembangan sudah mencapai 634 sumur dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 583 sumur. Untuk kegiatan work over telah diselesaikan 765 sumur dibandingkan 635 sumur tahun lalu. Adapun well service sudah diselesaikan 27.868 kegiatan atau meningkat dibandingkan realisasi perode yang sama tahun lalu yang sebanyak 25.406 kegiatan.