Miliarder Indonesia termasuk orang yang mengalami kerugian kekayaan terbesar di dunia
SINGAPURA – Pak Prajogo Pangestu mengawali tahun dengan penuh gejolak.
Pendiri raksasa energi dan industri Barito Pacific Group ini mengalami kerugian sebesar US$4 miliar (S$5,3 miliar) pada tanggal 9 Januari saja, sehingga kekayaannya merosot sejak puncaknya pada bulan Desember menjadi US$6,7 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Prajogo, yang menjadi orang terkaya di Asia pada tahun 2023 dan memiliki kekayaan sebesar US$25,3 miliar pada penutupan terakhir, kini telah kehilangan gelarnya sebagai orang terkaya di Indonesia kepada Low Tuck Kwong dari penambang batu bara Bayan Resources, yang memiliki Kekayaan US$27,9 miliar.
Penurunan mendadak pada sektor Energi Terbarukan Barito milik Prajogo, yang mencapai rekor 20 persen pada 9 Januari, terjadi setelah lonjakan lebih dari 850 persen dari pencatatannya pada bulan Oktober hingga akhir Desember. Seorang analis mengatakan saham tersebut dinilai terlalu tinggi dan para pedagang mengambil untung. Perusahaan induk Barito Pacific turun 18 persen pada 9 Januari, sementara unit lainnya, Chandra Asri Pacific, anjlok 20 persen.
Barito Pacific dan Barito Renewables membalikkan penurunan yang terjadi pada 10 Januari.
Hal ini merupakan kemunduran yang mengejutkan bagi Prajogo, yang kekayaannya bertambah sebesar US$26,5 miliar pada tahun 2023 ketika Barito Renewables, produsen tenaga panas bumi yang menghasilkan hampir separuh kekayaannya, melakukan IPO. Prajogo, yang mendirikan perusahaan petrokimia Barito Pacific pada tahun 1979, telah mencoba mendiversifikasi portofolio energi terbarukannya di tengah dorongan Indonesia, salah satu penghasil emisi CO2 terbesar di dunia, untuk mencapai target net-zero.
Lonjakan saham pada tahun 2023 telah menimbulkan keheranan, dan JPMorgan Chase & Co menurunkan peringkat saham Barito Pacific pada bulan Desember, dengan alasan valuasi yang kaya menyusul kenaikan tersebut.
Bursa Indonesia juga sedang mengecek apakah ada manipulasi saham di unit milik Pak Prajogo. Petrindo Jaya Kreasi, sebuah perusahaan pertambangan batu bara dan emas, telah ditangguhkan selama lebih dari tiga minggu setelah sahamnya meroket lebih dari 6.000 persen dari pencatatannya pada bulan Maret. Otoritas Jasa Keuangan menyatakan terbukti melakukan manipulasi saham pada perusahaan mana pun akan dikenakan sanksi.
Prajogo, yang mengalami penurunan kekayaan terbesar pada 9 Januari, kini termasuk di antara orang-orang yang mengalami kerugian terbesar di dunia pada tahun 2024, mengikuti Bernard Arnault dari LVMH dan Elon Musk dari Tesla. BLOOMBERG