Nilai-Nilai Pancasila dan Komitmen Hulu Migas demi Indonesia Emas 2045 •
Program teknisi Papua Tangguh LNG telah menghasilkan lebih dari 100 teknisi andal yang kini bekerja di kilang Tangguh LNG di mana 50 persen diantaranya adalah teknisi perempuan. (bp Indonesia)
Jakarta, – Setiap tanggal 1 Oktober, Bangsa Indones memperingatinya sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Dalam momentum ini, industri hulu migas menegaskan komitmennya untuk mengembangkan ekonomi dan sosial secara berkelanjutan demi ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
Bagi SKK Migas, peringatan ini juga menjadi momen untuk kembali merefleksikan perannya dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila. Sejalan dengan tema tahun ini, “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas”, SKK Migas menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial, menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan peran strategis industri hulu migas sangat relevan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial. Dengan semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial, SKK Migas bersama seluruh pelaku industri hulu migas terus berupaya untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
“Sebagai salah satu pilar utama ketahanan energi nasional, industri hulu migas berperan penting dalam mendukung kemandirian energi serta menciptakan manfaat berganda bagi negara,” ujar Hudi, Selasa (1/10).
Menurutnya, industri hulu migas merupakan salah satu penggerak utama ekonomi Indonesia, karena memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara dan pembukaan lapangan kerja. Pada semester I 2024, industri ini telah menyumbangkan sekitar Rp 114 triliun kepada negara, atau sekitar 30 persen dari total penerimaan negara.
Selain kontribusi langsung terhadap penerimaan negara, industri hulu migas juga menciptakan manfaat berganda bagi sektor-sektor lain, seperti UMKM, industri pendukung, dan transportasi. Manfaat berganda ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas tenaga kerja, yang menjadi kunci dalam mempersiapkan Indonesia untuk bersaing di tingkat global.
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, hingga 2023, kontribusi sektor ini terhadap UMKM secara langsung maupun tidak langsung mencapai Rp 33,2 triliun, sementara manfaatnya terhadap tenaga kerja mencapai Rp 22,9 triliun. Kemudian, lebih dari 150.000 tenaga kerja langsung terlibat dalam industri ini, dengan 99 persen di antaranya merupakan tenaga kerja lokal.
“Hal ini menunjukkan komitmen industri hulu migas dalam memberdayakan sumber daya manusia Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing,” ungkap Hudi.
Peningkatan manfaat berganda (multiplier effect) juga terlihat dari penandatanganan 10 Gas Sale Agreement (GSA) di tahun 2024 ini dengan total nilai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 18,9 triliun, serta penandatanganan 8 Procurement Contract senilai US$ 428 juta atau setara Rp 6,4 triliun.
Komitmen industri hulu migas dalam meningkatkan kapasitas nasional terlihat dari pencapaian angka Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah melampaui target. Hingga Agustus 2024, SKK Migas juga mencatat TKDN hulu migas telah mencapai 59,46 persen, melampaui target yang ditetapkan Pemerintah sebesar 57 persen.
Dengan memaksimalkan produksi dalam negeri, industri hulu migas juga ikut mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor, menyelamatkan devisa, melindungi negara dari fluktuasi harga serta mendukung perusahaan dalam negeri untuk dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal ini memberikan dampak positif dan memastikan stabilitas pasokan energi untuk mendukung pembangunan nasional.
“SKK Migas berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan dan menciptakan manfaat berganda bagi masyarakat Indonesia. Digerakkan oleh semangat Pancasila yang berkeadilan sosial, industri hulu migas akan terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Hudi.