Pemerintah Siap Implementasi B40 pada 1 Januari 2025

Jakarta, Berita – Pemerintah siap mengimplementasikan kebijakan mandatori bahan bakar nabati (BBN) biodiesel 40 (B40) pada tanggal 1 Januari 2025. Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dalam Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta.

“Kita hari ini B40 di 1 Januari, akan mendorong untuk mandatori,” ungkap Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia dilansir Kamis (5/12).

Menurut Bahlil, penerapan B40 bagian upaya pemerintah untuk mencapai kedaulatan energi sebagaimana menjadi visi besar Presiden Prabowo Subianto. Kata dia, kedaulatan energi tidak mungkin bisa tercapai dalam waktu dekat sehingga diperlukan alternatif lain di antaranya mempercepat implementasi B40.

“Kedaulatan energi kalau kita harap dan fosil ini agak susah dalam waktu dekat untuk kita lakukan, maka mau tak mau harus kita lakukan blending. Salah satu blending kita adalah dengan biodiesel,” imbuh Bahlil.

Tak sampai di sini, pemerintah bakal meningkatkan mandatori penerapan bahan bakar nabati (BBN) ini menjadi B50 pada tahun 2026. Bahkan, jika lifting minyak dan gas belum mencapai target, akan ditingkatkan lagi hingga B100.

“Di 2026 kita akan dorong B50. Kalau B50 maka kita tidak akan lagi impor solar. Arahan Presien Prabowo begitu lifting kita belum mencapai untuk memenuhi konsumsi dalam negeri mau tidak mau kita dorong kepada B100,” jelasnya.

Uji Coba Perdana B40 Diterapkan di Kereta Api

B40 sendiri sudah pernah dilakukan uji coba perdana terhadap kereta api di stasiun Lempuyangan, Yogyakarta pada Senin, 22 Juli 2024. Uji kinerja terbatas ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam.

Dengan waktu perkiraan satu kali pulang-pergi (PP) KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen 22 jam, diperkirakan akan membutuhkan 50 kali PP, atau sekitar dua bulanan, untuk mencapai hasil tersebut.

PT KAI sendiri saat ini menggunakan 300 juta liter bahan bakar B35. Selama pemakaian, mengatakan performa mesin kereta api tidak mengalami masalah. Oleh karena itu, peralihan dari B35 ke B40 akan berjalan lancar, mengingat spesifikasinya hampir sama.

B40 merupakan campuran solar 60% dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit 40%. Diharapkan, peningkatan bahan bakar hijau ini menjadi solusi strategis untuk mengurangi konsumsi solar dan emisi gas buang.