Pensiun Dini PLTU Bakal Untungkan Indonesia • Petrominer
PLTU Cirebon.
Jakarta, Petrominer – Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menilai penghentian dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu di Jawa Barat merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen transisi energi Indonesia. Rencana ini juga diyakini bakal menguntungkan Indonesia.
“Rencana Indonesia yang baru-baru ini diumumkan untuk mempercepat penghentian Cirebon-1 dan menggantikan pasokan sepenuhnya dengan energi terbarukan merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen transisi energi negara,” ungkap Analis CREA, Kathering Hasan, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Selasa (4/3).
Menurut Katherine, upaya memastikan implementasi yang tepat waktu dan strategis dari semua proyek energi terbarukan yang prospektif di Jawa Barat akan membantu provinsi dengan populasi terbanyak ini melampaui target kapasitas energi terbarukan yang dipetakan.
CREA menghitung, pensiun dini PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu akan mencegah beban ekonomi hingga US$ 8,1 miliar (sekitar Rp 124 trilun) dan 11.400 kematian terkait polusi udara. Keuntungan ekonomi yang diperoleh akan lebih besar lagi jika penutupan kedua PLTU tersebut diikuti dengan pengembangan energi terbarukan yang lebih masif.
Hal ini berdasarkan analisis terbaru CREA bertitel “Cirebon-1, Inisiatif Transisi Batubara ke Energi Terbarukan Pertama di Indonesia.” Mengacu analisis CREA, penutupan PLTU ini akan menghindarkan Indonesia dari dampak polusi udara, yakni beban ekonomi Rp 67 triliun dan hampir 6.400 kematian selama 2036-2042 pada kasus PLTU Cirebon-1. Serta beban ekonomi Rp 57 triliun dan lebih dari 5.400 kemarin selama 2038-2043 pada kasus PLTU Pelabuhan Ratu.
Analisis ini juga menegaskan, keuntungan ekonomi sebenarnya dari penghentian operasi lebih cepat PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu akan jauh melampaui kebutuhan pendanaan pensiun dini yang dialokasikan sebanyak US$ 1,13 miliar, yang dijabarkan sebagai salah satu fokus dari JETP. Syaratnya, transisi harus dilakukan ke energi terbarukan untuk memanfaatkan keuntungan ekonomi ini, seperti yang ditegaskan dalam model ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS).
Pensiun dini PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 megawatt (MW) telah diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, pada 3 Februari 2025. PLTU ini akan dimatikan tahun 2035, tujuh tahun lebih awal dari yang dijadwalkan pada tahun 2042. Selanjutnya, pembangkit listrik ini akan sepenuhnya digantikan dengan sistem energi terbarukan, gabungan dari sistem tenaga surya (700 MW dan 346 MW daya rendah), tenaga angin (1.000 MW), dan limbah menjadi energi (12 MW).
Sementara PLTU Pelabuhan Ratu merupakan proyek percontohan kedua dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) yang direncanakan pensiun dini pada tahun 2037.

