Peringkat ESG Pertamina Naik, Jadi Nomor Satu Dunia •

Pertamina terus meningkatkan pemanfaatan dan pemasangan panel surya (PLTS) atap di wilayah operasionalnya, baik di hilir maupun hulu migas.

Jakarta, – Peringkat Risiko ESG (Environmental, Social, Governance) PT Pertamina (Persero) naik menjadi peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas. Pertamina memimpin skor tertinggi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics.

Per 1 Desember 2023, skor Pertamina menjadi 20,7 (Medium Risk), naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk). Skor Sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. Dengan peringkat dan skor tersebut, Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengelola risiko terkait faktor-faktor ESG.

“Keberhasilan ini menjadi kado bagi Pertamina yang akan merayakan HUT ke-66. Peningkatan peringkat dalam pemeringkatan ESG secara global ini menjadi pendorong bagi Pertamina untuk terus memberikan dampak positif dan manfaat terbaik bagi masyarakat, lingkungan dan masa depan Indonesia dan komunitas global,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Jum’at (8/12).

Nicke mengatakan Pertamina terus berkomitmen menjadi perusahaan energi kelas dunia yang ramah lingkungan dengan mengimplementasikan aspek-aspek ESG guna mendukung target Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Pertamina terus menjalankan tiga peran besarnya sebagai perusahaan energi nasional, yakni menjaga ketahanan energi nasional, menjalankan transisi energi melalui energi bersih dan energi baru terbarukan, serta aktif berkontribusi dalam mencapai NZE.

Pertamina juga terus menjalankan berbagai inovasi dekarbonisasi dengan memproduksi energi ramah lingkungan yang telah memberikan dampak positif bagi kinerja ESG perusahaan. Selain itu, Pertamina juga terus memperkuat aspek keselamatan kerja, tata kelola perusahaan, pemberdayaan masyarakat  dan pengembangan UMKM.

“Pertamina akan terus mengukuhkan diri sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia dengan mendayagunakan sumber daya alam yang dimiliki sehingga bisa mendorong bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” imbuh Nicke.

Peringkat Risiko ESG oleh Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG yang material bagi tiap industri. Kemudian seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut dan memberikan ukuran kuantitatif yang dapat dibandingkan di semua industri.